Matahari itu bukan cuma ada satu. Secara ilmiah, ia ada di tiap galaksi, dan di semesta, kita memiliki jutaan galaksi yang belum semua dikenali. Matahari sebagai sumber beberapa gas penting,dan pengatur suhu sebuah galaksi, dan kemungkinan besar, ada organisme hidup di galaksi itu. Orang Jepang menjadikan matahari sebagai dewa, karena ia memang seperti pusat tatasurya. Yunani juga punya penyembahan sejenis. Matahari itu panas, silau dan kadang saat ia badai, efeknya merepotkan banyak organisme, termasuk manusia. Tapi matahari cenderung memiliki lebih banyak manfaat daripada kesialan yang ditimbulkan. Kadang aku pikir, matahari itu tak menyebabkan sial. Manusia yang mengesankan demikian. Namanya juga manusia, harus ada sesuatu yang disalahkan meski dalam level alam raya.
Hari ini aku bertemu banyak matahari. Dimulai dari pukul setengah tujuh pagi tadi. Aku harus bergegas menuju Jakarta. Lalu lintas yang amat kubenci harus kuhadapi. Tiba-tiba ada tukang ojek berhenti didepan rumah kosku. Ia menawariku tumpangan keluar komplek,mengantarku hingga perhentian angkot. Waktu menunjukkan pukul setengah 9 saat aku melaju menuju sebuah pusat layanan kartu selulerku. Hanya butuh waktu 30 menit untuk mengaktifkan kartuku dan takjub mengingat kartuku bermasalah karena masih terdata sebagai kartu korporat. Menurut sang CS, seharusnya aku menunggu selama satu minggu untuk proses perpindahan kartu menjadi personal, dan mengaktifkannya kembali.
Setelah selesai, aku bersiap menuju kantor sebuah vendor masih di bilangan area yang sama. Tiba-tiba aku mendapat pesan masuk tepat setelah kartuku aktif, bahwa meeting dibatalkan. Aku sejujurnya tidak siap dengan meeting ini, dan ternyata dibatalkan. Saat sedang berdiri bingung hendak kemana, aku menghubungi dokter gigiku,dan beliau tidak menjawab teleponku. Aku memutuskan pergi ke kantor vendor tadi,berencana untuk menyeruput segelas besar es teh tawar.
Duduk didalam kantin,aku membuka laptopku, membaca tugas editorial mingguan,dan membuat janji dengan dokter gigi. Sesaat kemudian bosku menelepon, mengatakan ia ada di kantor yang sama dan ia ingin aku menemuinya di sebuah kafe didalam kantor. Aku mengiyakan.
Aku menemui bosku didalam kafe yang sejuk dan mahal. Sembari menyeruput coklat hangat traktiran bos, ia bercerita tentang kondisi industri telekomunikasi yang sekarat. Selain itu ia juga memberi kuliah singkat tentang wirausaha. Sesaat kemudian, seorang pegawai vendor datang bergabung. Ia mengutarakan analisa perusahaannya tentang industri telko yang masih akan turun naik hingga 2015 nanti. Dan beberapa percakapan antara ia dan bosku yang menarik untuk didengarkan.
Makan siang tiba. Lagi-lagi aku mendapat makan siang gratis disana dari bosku. Cukup senang mengingat aku sedang menghitung uangku :D . Teman-temanku datang bergabung untuk persiapan meeting pukul 2.
Kami menyiapkan presentasi penting untuk bosku.
Presentasi pukul 2 siang berjalan lancar. Pukul 5 sore kami telah menjejakkan kaki di kantor lagi. Disana aku dan teman-temanku bercakap tentang buku. Tentunya aku yang paling tahu tentang buku mengingat mereka ingin sekali meminjam beberapa bukuku. Pukul 6 sore, aku sholat berjamaah di masjid dekat kantor. Sesudahnya, aku makan malam bersama seorang teman,dan kembali ke masjid saat Isya.
Dalam perjalanan pulang ke kos, aku bercakap dengan seorang teman di Surabaya melalui pesan BB. Yang aku tahu ia pernah jatuh amat dalam saat modal bisnisnya dibawa lari seorang kenalan hingga ratusan juta. Ia masih seumuran denganku tapi dengan ketangguhannya,ia membangun kembali bisnisnya. Meski kini hutangnya tersisa 100 juta rupiah, ia optimis dengan apa yang sedang ia jalankan perlahan. Ia banyak berbagi tentang bagaimana menjalani sebuah pilihan.
Didalam kamar kosku yang dingin, aku menyadari hari ini, Satu Dzulhijah, aku telah bertemu dengan banyak matahari.
Terima kasih Tuhan untuk matahari yang Engkau kirimkan untukku.