Senja sore, di hari Sabtu. Menyisakan kesenangan khas ragawi malam Minggu. Ah esok masih hari telentang. Mungkin menghadap awan,menantang cahaya silau mentari. Jadi senja Sabtu yang menggantung,habis dalam gemerlap kota besar atau pelukan alam. Biasanya begitu.
Bayangan senja melukis dinding kamar. Sengau suara muadzin mewakili panggilan Sang Maha. Gelap menyetubuhi raga. Tidak ada cahaya meski Magrib menjelma.
Apa maksud gelap dalam senja. Seperti menatap masa depan yang membekas dalam hati. Atau meratapi masa lalu yang salah ketuk pintu. Tapi tetap saja semua bernama jalan.
Dan Sang Maha telah memberi jalan. Yang menurutmu salah atau benar,yang penting ia menuju kepada sebuah kebaikan. Untuk dirimu.
Entah kau terpekur dalam senja,atau menari diatas pelangi. Hanyalah sebuah jalan. Karena senja punya terang,dan pelangi punya hujan.
Jakarta.
9 Juni 2012
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar