Saya mengangguk didalam busway yang penuh sesak. Tertawa dalam hati,dan pasti raut muka saya geli. Pemerintahan memang sepertinya patut disumpahserapah. Rakyat yang mulai pintar sebenarnya cuma ingin melihat pembuktian dalam jangka pendek,yaa 4-5 tahun kabinet sih seharusnya jadi waktu yang pas untuk menyaksikan perbedaan dan perubahan.
Ya cuma itu yang kita pengen tahu. Semua warga negara yang bekerja di pemerintahan punya porsi untuk sekolah keluar negeri atas biaya negara dan beasiswa,beasiswa yang khusus buat pegawai negeri. Lalu pejabat hilir mudik studi banding keluar negeri,bahkan sampai ke negeri yang bentuk dan kasusnya tak ada mirip-miripnya dengan Indonesia. Kita pengen tahu perubahan yang dihasilkan dari situ.
Tapi tidak ada. Nihil, dan kita marah. Dan perubahan makin memburuk. Pemerintah menjerat leher rakyat dan mereka makin kaya, makin kaya dan semakin kaya. Kemiskinan terbentuk di sudut-sudut bangunan megah di Jakarta. Indonesia adalah Jakarta, Indonesia adalah Jawa,dan tidak lain.
Kotor,penuh,sempit,bau dan...seperti kandang babi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar