Senin, 23 Desember 2013
End of 2013 : Career Path
Selasa, 10 Desember 2013
The Angels
Why we left them far away from us and in the end,we are ended as a bastard?
Why we ignore them when we grow up and they grow old?
Dont we have to sorry for all the time in our life?
Why?
For long I searched for the because. And I still failed to find the most reasonable because.
Nothing is an answer for the question why we left them apart.
Because we need to stand by ourselves? Dont we need to taking care of them after they grow us up for all the time of their life?
Because of what?
Because we need to look for the foods,the shelters,the clothes that keep us warm?
Or maybe just because we want to run away from them. Prove the career we can hold. But in the end, we are really miss them so much. And feel sorry to left them away,and on that time,all the things happen are just....you already late,they already gone,and they are living forever in our heart.
You miss the hugs,you miss the smile,you miss the pray,you miss ..the angels..
Bapak and Ibu....
Kamis, 05 Desember 2013
Husband & Wife #1 : LDR
Menikah itu ternyata bukan cuma soal romantisme,sayang-sayangan atau sekedar panggilan mesra. Menikah ternyata jauh lebih detail daripada itu semua. Untuk hal terkecil tentang siapa yang akan mengantar baju kotor ke laundry, siapa yang membayar tagihan TV kabel, masakan makan malam apa hari itu,apakah pasangan siap untuk melakukan intercourse,dan hingga kondom merk apa yang akan dicoba. Sungguh, pernikahan adalah sebuah penyatuan dengan begitu banyak detail yang harus diperhatikan.
Kita memang melibatkan sisi romantisme dalam perjalanan pemenuhan detail tadi. Apalagi kalau perjalanan pernikahan itu diwarna dengan terpisahnya fisik oleh jarak. Lalu keduanya bekerja dalam tempo lama tiap harinya. Telepon adalah satu-satunya alat penghubung paling logis yang bisa dijalankan.
Setiap hari selalu berbeda. Tidak pernah ada hari yang sama. Ketika pada hari itu bukan hari yang menyenangkan,tidak selalu ada pasangan yang bisa menjadi tempat curahan hati. Kemudian kita tergoda untuk menelepon dan mencurahkan perasaan kesal hari itu. Tapi itu akan batal terjadi. Karena saat mendengar suaranya,kita akan menahan curahan itu dan lebih mengutamakan mendengarkan suara untuk hal-hal menyenangkan. Itulah. Menjalani detail dengan kedewasaan yang dituntut tumbuh setiap saat.
Menikah dan LDR,adalah hal yang langka terjadi. Tiga minggu setelah menikah,suamiku pergi ke pulau seberang,menjemput rejekinya.
Menikah juga adalah tentang menjalani detail dengan tingkat kepercayaan yang dituntut tumbuh tiap saat.
Itulah mengapa,menikah adalah tentang pemenuhan kehidupan.
I love you,Ibrahim :)
Sebuah Hari Pertemuan Manusia
Satu tahun terakhir ini aku sibuk membuat susunan angka,deretan analisa,daftar peluang yang mungkin,kembali menghasilkan angka,berkutat dalam pembicaraan yang berujung pada angka. Dan tanpa disadari,saat pandangan mata tertuju pada sebuah titik didepan,maka pandangan sekitar akan melebur. Berwarna-warni tapi tak jelas ragam bentuknya.
Sebuah hari dalam jeda tanpa topeng angka,dan tanpa imajinasi palsu yang sama sekali tak dibutuhkan dalam dunia yang sudah indah.
Diluar angin dingin menggigit. Mengejar mereka yang berani berkelana. Angin adalah satu-satunya yang bisa dianggap sebagai hal yang alami disini. Angin menjadi bukti keberadaan manusia yang sebenarnya,bukan hanya rekayasa angka.
Akan ada banyak yang menentang pendapat ini. Bahwa kita mungkin membutuhkan sebuah hari dalam jeda yang pendek,hanya untuk mengakui bahwa kita sedang hidup di bumi,dibawah langit,dikolong angkasa. Bahwa kita tidak perlu terlalu banyak menghabiskan waktu anugerah ini untuk berkutat dalam bayangan eksak ciptaan manusia. Sebaiknya,kita lebih banyak menghitung bukti keindahan kehidupan yang tak terhitung. Hanya untuk menyadari. Hidup kita jauh lebih besar daripada angka. Dan kasta.
Sabtu, 02 November 2013
Enam Jam Menuju Pelaminan (2)
Ingin rasanya aku tidur disamping ibu dan bapakku dan mbah utiku. Ingin rasanya bilang aku tidak pernah ingin jadi dewasa dan menikah. Ingin rasanya aku pergi ke gunung dan mendongak pada Tuhan di langit sana,apa aku bisa jadi anak lagi. Apa aku bisa tetap berada disebelah orang tuaku sampai Tuhan memanggilku kembali.
Ingin aku terus berada disini,jadi anak kecil yang nyaman.
Ingin aku tidak membesar.
Ingin aku tidak pergi dari sini....
Enam Jam Menuju Pelaminan
November 3 2013 di penghujung waktu. Dalam enam jam kedepan,aku akan mengingat janji dihadapan Tuhan dengan saksi adalah orang tuaku.
Usai sudah perjalanan pencarian wadah tulang rusukku. Selesailah perjalananku sendirian,dan dalam enam jam kelak,aku menjadi sebuah kesatuan. Berjalan dimuka bumi hingga berakhir dihadapan maut dan semoga surga menjadi rumah masa depan kami.
Terima kasih bapak,ibu dan mbah uti yang sudah menemani 28 tahunku di bumi dengan kasih yang luar biasa. Terima kasih Tuhan untuk merawatku meski aku kadang durhaka. Terima kasih tak terhingga untuk semua nikmat yang sering kusepelekan.
Kini waktunya aku menjalani perjuanganku yang baru.
Welcoming Taufiq Wahyu Ibrahim. Suami,sahabat,partner dan imamku.
Jumat, 25 Oktober 2013
Sulitnya Memahami
Apa rasanya sekarang?
Seharian ini saya berkutat payah dengan emosi. Pengendalian emosi. Sedari pagi saya sudah menjadi santapan orang. Saya menjadi korban dari beberapa orang. Dan saya memakan apa yang mereka keluarkan. Saya merasa lelah. Saya pergi ke kota Jababeka. Melakukan beberapa kegiatan yang menguras emosi di hari pertama menstruasi saya. Sungguh melelahkan.
"Sometimes you wanna go when every body knows your name"
Saya lelah as information. Saya tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam hidup saya sekarang. Minggu depan adalah hari pernikahan saya. Pekerjaan saya semakin absurd karena entahlah, job description saya,seperti namanya, semakin tidak terprediksi dan saya tidak bisa mengukur performansi saya sendiri.
Saya sangat ingin menangis,meski saya tidak tahu mengapa saya ingin menangis.
"This is too good to be true"
Saya ingin sekali membuat ini semua semakin simpel.
Suka atau tidak - katakan
Ingin ketemu - undanglah
Merindukan - panggillah
Ingin sesuatu - nyatakanlah
Ingin penjelasan - tanyakanlah
Ingin paham - jelaskanlah
Mencintai - katakanlah
Tapi sulit sekali memahami rule paling simpel itu
"Thank you for being afraid"
mmmmm.....
Just Do It Yourway...
Anyway...
Rabu, 23 Oktober 2013
Mencoba Jalan Berbeda
Sejak hari ini sampai 30 tahun insya Allah itu sisa waktumu di bumi ya.
Trus mau buat apa?
Masih jadi diri kamu yang sekarang? Yang masih terlalu peduli dengan asumsi orang,perasaan orang dan pendapat orang? Mau coba jadi orang yang berpotensi dianggap jahat tapi sebenarnya aslinya baik ga? Baik kalau ga dipandang secara norma manusia yang picik.
Mau terus menerus memperbaiki diri demi orang yang mungkin tidak terinspirasi sama sekali untuk memperbaiki diri seperti kamu berusaha?
Kita coba jalan lain. Sekali-sekali. Toh pembunuh paling sadis sekalipun,masih ada yang mau doain kok pas dia ditembak mati.
Kamu punya orang tua yang kamu sayang. Kamu wajib berbakti pada mereka sepanjang sisa usia kamu. No matter what. Baik orang tua atau mertua.
Kamu punya adik, baik adik kandung atau ipar. Kamu juga wajib santun pada mereka sepanjang sisa usia kamu. No matter what.
Kamu punya saudara,yang mengenali kamu. Kamu juga harus sesekali mendatangi mereka. Kalau dimungkinkan.
Dan jalan lain itu, kamu harus hidup sesuai keinginan dan kebutuhan kamu,once for a lifetime. Kamu tidak mendurhakai siapapun, tapi kamu memiliki satu waktu dimana kamu hanya mementingkan diri kamu sendiri.
Orang mungkin takut menua dan mati sendirian. Tidak, kalau kamu hidup di sebuah panti jompo yang didesain sedemikian rupa seperti rumah sendiri dan keluarga sendiri. Kamu dirawat, disayang dan diperhatikan, melebihi apa yang keluarga kamu bisa lakukan. Ya syaratnya kamu harus punya uang.
See? Orang tidak bisa begitu saja mengikuti norma,dan menjalani hidup dalam hidup orang lain. Mengiyakan apa yang orang lain mau, bahkan termasuk keluarga dan pasangan. Setiap orang berhak untuk menjalani hidupnya sendiri. Dan jangan mengatasnamakan ketakutan akan menua dan mati sendiri sebagai dasar untuk membentuk keluarga.
Jangan pernah berkunjung ke rumah orang tua saat cinta sedang tenggelam. Jangan pernah mendatangi saudara saat hatimu sedang tidak berkenan. Lakukan saat kamu benar-benar menginginkan. Tidak akan ada saat dimana kamu tidak ingin. Karena dasar dibentuknya manusia adalah dari cinta. Maka hakekat itulah yang akan membuatmu menginginkannya.
Carilah dulu cinta dalam hatimu. Bahkan kalau kamu harus membatalkan atau menghancurkan ikatan demi apa yang kamu yakini.
Jalani itu.
Silakan.
Hari ini aku mencoba jalan yang berbeda, karena usiaku tidak akan selamanya.
Minggu, 20 Oktober 2013
Who Am I (2)
1. Aku adalah orang dengan threshold kebosanan yang sedikit tinggi rendah dibanding orang lain. Maksudku, aku adalah pembosan. See me, watch me. Aku duduk di meja dengan laptop bagus,lemari,kursi dan kubikel nyaman,kopi,teh,susu,jahe,nutrisari,buah semua ada. Dan aku bosan. Bosan atas apa ? Karena aku tidak punya bisa bekerja tanpa ukuran. For example now. Aku tidak tahu kemana arah perusahaan ini. Saat kita semua sedang bersiap untuk fitur A, mendadak semua orang merubahnya menjadi fitur B dan riset atas fitur A dihentikan. Aku beralih lagi untuk riset Hospitality Industry, saat aku sedang akan memulai riset di kawasan industri. Itu contoh. Dan aku tidak tahu harus berbuat apa.
2. Aku tidak bisa fokus karena aku bosan.
3. Aku tidak bisa bergairah karena aku bosan.
4. Aku tidak bisa bekerja karena aku tidak tahu arah yang dituju dan bagaimana aku bisa membantu mencapai arah tadi.
5. Dan selanjutnya, who Am I? Karena aku tidak bisa bekerja dengan level kebingungan dan santai semacam ini.
6. Dan Who Am I, karena aku bisa bekerja di situasi cepat yang berarah.
Oh Who Am I....................
Who Am I (1)
Aku rasa ada yang berubah drastis di hari-hari sekarang.
Thank to God bahwa aku masih mengingat banyak keringat yang sudah dihasilkan di masa-masa dulu.
Aku kilas balik sebentar. Ketika saat aku masih kuliah,aku menjadi jurnalis di pers fakultas. Rumahku berjarak 30 km dari kampus,dan aku melewatinya setiap hari. Kehidupanku dimulai pada pukul 5 pagi saat Mbah Uti sedikit menggedor pintu kamar untuk sholat Subuh,dan berakhir kira-kira pukul 9 atau 10 malam. Aku menjadi jurnalis, aku menjadi asisten lab pemrograman, aku kuliah dan aku masih memiliki waktu untuk melirik kakak-kakak senior yang ganteng.
Lalu pada semester berikutnya,aku sudah bekerja menjadi administrator warnet. Yang jarak tempuh dari kampus ke warnet tersebut adalah 35 km. Aku juga didapuk menjadi pemimpin redaksi. Dan masih berada di lab sebagai asisten. Yang kuingat kemudian, pada semester akhirku, detikcom menjadi pelabuhan terakhir masa kerjaku sembari aku menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata di kota pasca gempa Jogja 2006. Aku mengingat 4 tahun itu sebagai tahun yang sangat menyenangkan,meski melelahkan secara fisik.
Been trough a lot.
Saat lulus,cita-citaku cuma satu. Aku ingin berkeliling Indonesia. Aku melamar menjadi wartawan dan menemukan fakta bahwa menulis dengan tenggat waktu,adalah pembunuhan. Aku tidak menginginkan hobiku menjadi pekerjaanku dengan tenggat waktu dan atasan. Ough.
Lalu pintu rejeki terbuka. Aku menjadi engineer. Berkeliling Indonesia dalam hitungan hari. Menghabiskan sisa kesabaran untuk berhadapan dengan atasan yang notabene adalah warga asing Cina. Dengan rekan-rekan kerja yang juga warga asing dengan watak dan karakter yang melelahkan. Berhadapan dengan kota-kota asing dengan hitungan jam adaptasi kemudian setelahnya ditinggal pergi. Dan tentu saja bertemu dengan orang tak dikenal setiap saat. Melelahkan,tetapi setiap pekerjaan yang dilakukan setiap hari adalah terukur,dan terlihat.
Been trough a lot.
Aku berharap aku bisa menjadi normal. Normal dalam kriteriaku saat itu adalah menetap. Memiliki meja. Berkumpul bersama teman. Bermain. Memiliki kehidupan sosial disebuah kota. Tuhan memang Maha Baik. Doa-doaku selalu terkabul. Aku kemudian beralih menjadi wanita pekerja kantoran. Tersebut tersemat memiliki jabatan Controller, Supervisor, Manager apapun itu.
Aku mulai memiliki waktu untuk beradaptasi.
Aku mulai memiliki mejaku sendiri.
Aku mulai memiliki waktuku.
Aku mulai memiliki jam kerja eight to five.
Aku mulai memiliki rute perjalananku sendiri.
Aku mulai memiliki apa yang ingin kulakukan.
Aku mulai memiliki harapan yang dulu baru sebatas Doa.
Dan disitulah masalah dimulai.
Pada hari-hari aku mengawali karirku sebagai wanita karir dibelakang meja. Setahun lalu. Aku beradaptasi dengan sangat lambat pada tugas-tugas kantor. Aku bersemangat melihat dan mengatur mejaku. Namun itu hanya berlangsung selama satu bulan. Kemudian di hari-hari selanjutnya,mataku meredup. Aku mencoba membuat to-do list seperti saat aku menjadi engineer dulu. Aku mencoba memenuhi listku karena biasanya membaca list membuat adrenalinku berkejaran untuk menyelesaikan list tadi. Aku mencoba mencintai rutinitas. Aku mencoba menemukan percikan. Dan aku amat sangat takut mengakui bahwa aku gagal.
Lihatlah To-Do List ku saat aku menjadi engineer selama 4.5 tahun.
Monday January 2010
- Call pak Agus Jember,koordinasi peletakan perangkat
- Call pak Wiryo,koordinasi power Telkom Jember
- Laundry
- Bayar hotel
- Ke Pantai Papuma,motret
- Nulis
- Call subkon,cek pekerjaan
- Perangkat On di NMS , buat label lambda
- Koordinasi cross connection with Tim JVBB
- Cek FOL
Status : Checked all. Done
Lihatlah To-Do List ku saat aku menjadi pekerja dibelakang meja
Monday 21 Oktober 2013
- Buat list hotel bintang 3-5 calon market Jakarta, Bandung,Bali,Lampung,Medan
- Buat hitungan investasi
- Buat draft game publisher
Status : Unchecked all. Not Done Yet.
Saat aku mulai lupa bahwa aku pernah berharap atas kehidupan seperti ini. Aku bersyukur bahwa
I've Been trough a lot. But..
Who Am I? Life and live once should be more interesting than this rite? We have possibility to make it rite?
Jumat, 27 September 2013
Penting Jadi Baik
Jadi sebenarnya kalau manusia memutuskan berbuat jahat, kemungkinan besar kejahatan dia akan ranum di bumi tidak lebih lama dari 100 tahun.
Apakah penting menjadi orang jahat jika waktu yang dimiliki "cuma" 100 tahun?
Menjadi jahat itu mudah. Saat ada rasa bahwa "ini tidak adil" atau "kamu menghina sekali" atau "dia memfitnahku", akan mudah bagi kita untuk membalas dengan hal serupa. Membalas dengan menjadi jahat. Ikut memfitnah kembali, ikut membicarakan keburukan orang lain didepan komunitas, bertindak narsis didepan pimpinan. Itu adalah jahat,dan sangat mudah dilakukan.
Tapi apakah itu penting? Pentingkah untuk kemudian membalas fitnah dengan fitnah. Membalas hinaan dengan hinaan, membalas ketidak adilan dengan sikap buruk ?
Jawaban sesuai buku agama adalah, tidak penting.
Jawaban sesuai nafsu adalah, sangat penting.
Jawaban sesuai hati nurani, tidak penting.
Tidak apa kita dihina, difitnah dan diperlakukan tidak adil.
Ada kalanya itu adalah ujian. Karena bagaimanapun,logikanya adalah :
Saat ada orang berlaku tidak adil, adalah karena orang yang berlaku demikian takut ketika kita diperlakukan secara adil,yang terjadi adalah kemampuan kita akan melampaui dirinya. Itulah dijadikannya sekat ketidakadilan untuk menjadi penghalang langkah kita.
Saat ada orang menghina, artinya ia tidak punya pekerjaan lebih penting daripada menghina orang lain.
Saat ada orang memfitnah kita, logika perlakuan tidak adil adalah sama disini. Fitnah dianggap bisa menghadang jalur langkah kita supaya tidak lebih maju darinya.
Bagaimana kalau yang melakukan semua itu adalah orang yang memiliki pengaruh di komunitas?
Tidak apa. Logikanya, apa yang dia ucap,akan kembali padanya. Dalam waktu singkat,atau lambat.
Begitulah, mengapa penting jadi baik.
Jika engkau diperlakukan sedemikian rupa ditempat kerja saat ini, tengoklah bahwa dengan ilmu yang kau peroleh dari sana, akan membawamu pergi ke tempat yang tidak terjangkau oleh orang yang ada disana. Jika engkau diperlakukan sedemikian keji ditempat tinggal, ingatlah bahwa azab Tuhan sangat pedih.
Pentinglah untuk jadi baik.
Mulailah hari ini.
:)
Kamis, 12 September 2013
Rumi Said
Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan. Namun, janganlah tergesa melarikan diri dari kenyataan pahit ini dengan pergi berdoa atau membaca kitab suci. Lepaskan semua tindakan mekanis yang berasal ketaksadaran diri. Biarkan keindahan Sang Kekasih menjelma dalam setiap tindakan kita. Ada beratus jalan untuk berlutut dan bersujud kepada-Nya.
Selasa, 10 September 2013
Belajar Dulu Baru Pinter
Kemudian ini :
Huahahahahahahahahahahhahahah....bisa ga yaa ahahahahahhah
Kemudian ini :
Belajar pakai HIJAB bukan cuma KERUDUNG!
Kemudian ini :
Merawat wajah itu HARUS!
Lalu ini :
Bisnis toko buku online
Daaan ini :
Ilmu itu sumber kecerdasan alami.
Jangan males belajar yeee
Siap Berubah
Kalau tidak berubah,tidak pernah hidup.
Siaplah untuk berubah.
Apalagi kalau berubah jadi lebih baik. :)
Atau lebih cantik. Lebih dewasa. Lebih unyu. Hahahaha
Siapa takut.
Semua Selalu Tepat Pada Waktunya
Tapi. Tapi. TAAAPII. Itu salah.
Seandainya manusia bisa lebih sabar dan tetap mikir bahwa Tuhan akan selalu menetapkan segalanya pada waktunya, pasti ga akan ada manusia sembrono dan suka galau seenaknya. Jangan selalu pakai logika. Meski waktu adalah zat yang ga nampak, ga semua hal yang ga nampak itu ga eksis.
Aku membuktikan pernyataan diatas.
Dulu medio 2009,aku pengen banget nikah dengan seorang pria dari Jawa Timur. Beuh,itu pengennya sampe bikin orang tua bingung. Posisiku waktu itu masih as a nomaden engineer. Dan dia di Surabaya. Kebayang kan gimana rungsingnya hubungan yang sudah jelas ga paten itu?Trus pengennya adalah stay di Jogja. Hahaha,kalo inget itu,ketawa sampe pengen pipis deh. Mati-matian diperjuangin,akhirnya putus juga.
Lalu ketemulah dengan calon suami sekarang. Kasusnya sama. Cuma kali ini,ga banyak harapan. You know, menghindari patah hati. Jadi dia juga kerjanya berpindah-pindah. Nomaden. Sering resign. Sering diluar Jawa. Aku juga begitu. Baru resign. Menyusun kembali karir di lokasi baru. Tidak sekota dengan si dia.
Bingung setengah mati kalau ditanya gimana kalau nikah nanti. Bayangannya cuma satu. Nikah dan pisah kota. Nikah dan usaha kotanya deketan. Nikah dan entahlah bagaimana.
Tapi berhubung pengen melangsungkan pernikahan. Melegakan orang tua. Ibadah menyempurnakan separuh agama, ya diniatin. Walau uang mepet. Keadaan tidak memungkinkan untuk menabung karena saking seringnya pindah kerjaan. Suer,awal tahun lalu saat ide menikah ini digulirkan, kami tidak tahu apa yang harus dilakukan karena keadaan ini. Dan saat prosesi lamaran pun, kami tidak tahu akan bagaimana keadaan ini.
Tapi betul-betul keajaiban Tuhan. Allah itu Maha Baik. Meski kami sudah terlalu banyak dosa,tapi Allah tetap baik pada kami dan mencukupkan semuanya buat kami.
Percaya ga percaya.
Iya,kami masih kekurangan uang, tapi entah,kami tidak khawatir dengan kekurangan uang di masa depan.
Iya,kami belum punya rumah dan belum ada bayangan dimana rumah permanen kami nanti.
Iya kami belum punya bayangan tentang bagaimana rasanya membentuk keluarga.
Tapi aku yakin,satu per satu pertanyaan diatas akan terjawab pada waktunya karena :
Saat aku ragu tentang bagaimana kami menyatu, Allah membuka rejeki kami dengan membuat aku pindah menetap di sebuah kantor yang sudah lama aku ingin bekerja didalamnya,menetap dan tidak ada kemungkinan nomaden lagi. Lalu saat aku ragu bagaimana aku bisa serumah dengan suamiku,Allah membukakan kembali pintuNya dan membuat calon suamiku kini bekerja menetap di kota yang sama denganku.
Saat aku akan menikah, orang tuaku telah siap karena adikku juga sudah hampir menyelesaikan pendidikannya. Orang tuaku sedang dalam puncak karir mereka di usia baya.
Saat aku akan menikah, teman-temanku juga sudah menikah. Sehingga aku bisa belajar dari mereka.
Saat aku akan menikah, aku merasa aku lebih dewasa dan kuat untuk berjalan jauh bersama orang asing yang akan menjadi imamku nanti.
Saat kita menuju pernikahan, Allah mengutus para malaikatNya untuk membantu kita :)
Itulah kenapa Semua Selalu Tepat Pada WaktuNya.
:)
Jalani saja. Quote dari calon suami.
Persiapan Pernikahan (1)
1. Persiapan Gedung
Ini sudah dilakukan sejak akhir Maret. Gedungnya cukup murah. Seharga Rp.1.300.000. Di Museum Wayang Kekayon Yogya. Itu konon museum milik keluarga besar Roy Suryo. Ahay hahaha. Makanya puasa mencela Roy Suryo,termasuk waktu doski salah ucap lirik. Toh dia manusia. Dimaklumi lah yaa..Emang yang nyela itu hapal gitu?? Lah kok jadi ngebahas doski sih. Gedungnya cukup eksotis loh. Trus sesuai sama keinginan masa lalu buat menikah tidak di gedung tertutup.
Jumat, 30 Agustus 2013
Kegagalan Terbesar Hari Ini
Selasa, 27 Agustus 2013
Mimpi (3)
Sama seperti di landasan,saya dengan tanpa ambisi berbisik,tolong jangan biarkan dia pergi.
Padahal saat itu saya bukan siapa-siapa baginya. Saya baru bertemu meski kami sering berkomunikasi via chat online sebelumnya. Dia bukan tipe pria idaman saya yang tidak merokok,tidak berambut panjang dan bukan insinyur. Tapi entah bagaimana,saya memohon tanpa harap agar ia tidak pergi dari saya.
Lagi-lagi,apa yang kita ucap tanpa ambisi itulah yang akan dipeluk Tuhan. Ambisi mungkin adalah penghalang dari terkabulnya harapan. Saya mempelajari itu.
Kini pria yang saya mohon jangan pergi pada Tuhan itu dalam dua bulan kedepan akan mengucapkan akad didepan orang tua saya,untuk menikahi saya,menjadikan saya tulang rusuknya,dan kami akan berada dalam satu bahtera yang sama.
Mimpi itu adalah bisikan tanpa ambisi. Tuhan mencintai jiwa tanpa ambisi namun berharap.
Mimpi (2)
Saya bingung membedakannya. Mimpi itu personal. Dan mimpi paling awal dari masa kecil adalah saya ingin jadi insinyur telekomunikasi seperti Om Budi. Sempat lupa dengan mimpi terawal dari fase hidup saya karena Om Budi meninggal. Om Budi adalah orang yang pertama kali di tahun 1993 memperkenalkan istilah internet pada saya. Beliau juga memperkenalkan istilah ITB , tempat kuliah bung Karno. Juga Informatika. Om Budi memperkenalkan itu semua kepada seorang anak yang masih duduk di bangku kelas 2 SD, yang tinggal di Yogyakarta, tidak tersentuh teknologi tinggi, dan hidup di lingkungan yang sederhana, sesederhana keluarga guru SD bergaji kecil. Beliau juga memperkenalkan tas ransel merk Alpina yang sangat saya banggakan karena pada jaman itu,masih sedikit orang yang memakai tas ransel,apalagi wanita. Sejak itu,saya ingat, saya ingin menjadi seperti Om Budi. Bekerja sebagai insinyur internet,saya sebut begitu. Om Budi bekerja di Indosat, dan pada tahun keduanya, perusahaan muda itu mengirimkan Om ke Amerika untuk membeli perangkat microwave. Om Budi yang lulusan ITB itu adalah sosok paling cerdas dalam versi saya. Yang kedua adalah bapak saya, karena saya tidak tertarik menjadi guru.
You know what. Ada mimpi yang terus dikejar. Ada mimpi yang terus diulang tanpa sadar didalam hati. Dan ternyata, apa yang menjadi mimpi tanpa ambisi itu akan didukung oleh semesta. Konsep ini saya pahami beberapa tahun lalu.
Saat saya lulus kuliah dan belum wisuda, saya menghabiskan satu hari di dekat landasan pesawat. Mengatakan dengan tanpa ambisi,bahwa saya ingin bepergian terus memakai pesawat,berkeliling Indonesia,dan gratis. Saya juga ingin bekerja disebuah operator telekomunikasi yang memungkinkan saya menjadi insinyur internet. Saya ingin membuat desain di sebuah operator telekomunikasi,memungkinkan saya berkeliling dunia dengan gratis,menuliskannya,dan menjadi anak yang membahagiakan orang tua saya.
Hehehe,lucunya,saya saat itu bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan demi keinginan tadi. Maka saya menghapusnya. Tidak pernah mengingat lagi karena tahu ucapan saya di tepi landasan pesawat itu mungkin ditelan angin.
Eh ternyata tidak. Ada kalimat yang jika diucapkan tanpa beban meski itu adalah harapan, bisa berbuah kenyataan,walau butuh waktu. Saya ingat betul saya ucapkan keinginan saya diatas tadi tanpa gebu yang biasa mengiringi orang-orang yang bermimpi. Tanpa ambisi. Tidak tahu tangga yang harus dilalui.
Ternyata kalimat tadi didengar Tuhan, diserap alam.
Perlahan pintu bagi saya menjadi insinyur terbuka. Buat sebagian besar teman saya,adalah hal yang tidak mungkin menjadi insinyur di bidang telekomunikasi. Lalu kesempatan untuk berkeliling gratis ke Indonesia juga dijalan yang sama. Dan melalui jalan yang sedikit menanjak,saya juga memasuki posisi yang saya inginkan.
Maka,mimpi itu personal. Mimpi itu bukan tentang kehebatan seseorang. Ia adalah pencapaian personal. Buat saya, "wah hebat dia bisa menjadi ini itu". Ya karena dia punya mimpi. Dan sang pemimpi tidak boleh berkata "Ini lho aku, hebat ya bisa memenuhi mimpi". Ya karena mimpi itu personal. Tidak ada persaingan dalam hal ini. Saya yang bermimpi, dan bagaimana pencapaiannya,adalah berbeda dengan mimpi orang lain dan bagaimana mereka mencapainya.
Mimpi yang terwujud mungkin adalah mimpi yang kita ucap tanpa harap dan melepaskannya begitu saja ke udara. Kita tidak pernah tahu,mana mimpi yang dipeluk Tuhan dan dirawat semesta sampai waktu tiba.
Milikilah mimpi, setiap detik.
:)
Tidur yuk.
Mimpi (1)
Saat anak-anak SD lain ditanya ingin jadi apa, saya tidak pernah menjawab apakah saya ingin jadi guru,dokter,insinyur. Tidak sama sekali. Saya mencoret profesi guru karena saya tidak mampu menjadi seperti orang tua dan kakek saya yang adalah guru SD. Dan mengajari anak SD pastilah butuh sesuatu yang sangat besar,mungkin disebut kesabaran. Lalu apa cita-cita saya waktu SD? Menulis novel. Saya punya buku besar yang saya isi dengan lembaran cerita karangan saya. Saya juga selalu dapat nilai bagus kalau soal mengarang, diluar fakta apakah saya memang "Berlibur ke Rumah Nenek" atau "Pergi ke Gunung", saya selalu bisa meyakinkan bu guru bahwa saya memang pergi mengunjungi tempat yang saya sebutkan dalam karangan. Faktanya, saya memang tinggal dan termasuk berlibur, di rumah nenek. Dan saya memang pergi ke gunung, karena saat itu bapak sedang punya bisnis dengan temannya,perkebunan jamur di gunung.
Ada sangat banyak orang menulis di blog mereka tentang mimpi mereka,dan bagaimana mereka mencapai mimpi itu. Ada orang bermimpi sekolah di universitas tertentu, ada yang sekolah ke luar negeri, ada yang menulis novel, ada yang menjadi PNS, dokter, dosen. Banyak.
Saat SD, saya tidak bermimpi menjadi apa. Saya punya terlalu banyak imajinasi tentang dunia yang ingin saya layari. Sampai SMA, keinginan terbesar saya adalah melayari dunia. Berjalan-jalan ke belahan dunia lain. Saya tidak punya keinginan untuk kuliah di tempat tertentu seperti kebanyakan teman saya yang lain. Saya tidak punya keinginan menjalani profesi tertentu.
Saya cuma ingin menulis dan bepergian. Saat saya lulus kuliah, saat banyak teman saya berbondong-bondong melamar menjadi PNS dan mengajukan beasiswa ke luar negeri, saya justru sedang duduk di halaman rumput dekat landasan pesawat di bandara kota saya. Saya melihat pesawat lalu lalang. Saat itu saya masih ingat keinginan saya untuk melayari dunia.
Saya mungkin tidak pernah punya mimpi. Saya tidak punya mimpi untuk menjalani profesi tertentu, tidak punya mimpi menjadi PNS, mimpi kuliah ke luar negeri, mimpi menjadi istri, mimpi menjadi ibu. Saya tidak pernah punya mimpi seperti mimpi yang dimiliki orang lain.
Saya cuma ingin melayari dunia.
Selasa, 13 Agustus 2013
Kamis, 08 Agustus 2013
Checklist Sejauh Ini
Di usia saya yang belum genap 28 tahun ,yang tinggal sebulan lagi, saya sudah paham beberapa poin penting untuk menjadi catatan dalam memutar roda hidup.
Diantaranya :
1. Keluarga bahagia adalah segalanya. Bahagia berarti sehat jasmani dan rohani. Dan hal ini tidak bisa dibeli dengan uang. Keluarga bahagia melandasi segala hal yang akan menghasilkan bahagia,vice versa. Peran ayah dan ibu,kesadaran mereka menjaga ego,emosi dan pola kasih sayang menentukan anak keturunannya kelak.
2. Uang bukan segalanya,tapi dengan uang,banyak hal jadi jauh lebih mudah dan indah.
3. Tugas pokok manusia tidak hanya satu. Ia mengemban tugas sebagai anak yang dilahirkan orang tuanya,seberapapun tuanya ia,selama ia hidup,ia tetap harus membaktikan diri. Selain itu,ia mengemban fungsi sosial saat ia duduk memegang amanah dalam pekerjaannya. Ia sebagai pasangan. Dan terakhir,ia sebagai orang tua.
4. Akhirat adalah satu-satunya tempat berlabuh dan beristirahat yang paling akhir sekaligus terpenting. Poin ke 1 sampai 3 adalah sarana mengumpulkan bekal untuk akhirat. Semua yang masuk dan keluar,ditujukan ke hilir yang sama,keselamatan di akhirat.
Senin, 29 Juli 2013
Ajaib
:)
It is unusual post.
I started my writing with smile.
Hari ini ada berita. Buat sebagian besar orang,disebut musibah. Buat sebagian lagi,ujian. Sebagian lagi,cobaan. Buat saya,keajaiban.
Orang tua saya baru saja melepaskan uang senilai 150 juta untuk orang yang mengaku berasal dari Brunei dan sedang menggalang amal.
Bapak saya dihipnotis. Oleh orang berjenggot,bertampang arab,mengaku muslim dan menyedot uang tabungan bapak,di bulan dimana kata Tuhan, setan diikat erat di neraka.
Kemudian saya sebut keajaiban.
Karena banyaknya rasa yang didapat.
Siang tadi,ibu menelepon dari nomer rumah. Jam yang tidak semestinya.
Saya tahu telah terjadi sesuatu.
Ibu menangis. Saya menebak saya kehilangan siapa. Ibu berkali menyebut nama bapak,dan seketika saya bilang pada Tuhan "saya ga siap jadi anak yatim".
Ibu bilang "bapakmu habis ketipu"
Hati saya bergumam Alhamdulillah. Karena saya cuma kehilangan uang. Bukan keluarga saya.
Lalu ibu menangis. Bercerita bahwa seluruh tabungannya habis dikuras oknum hipnoter tadi. Termasuk ia bilang,uang pernikahan saya.
Saya tenang,saya merasa uang itu milik Tuhan. Kesanalah mereka akan kembali. Saya ikhlas seperti orang selesai pup.
Tapi yang membuat saya menangis adalah mengingat orang tua saya dan kerja keras mereka. Bagaimana uang itu akan dipakai untuk bekal haji, kuliah adik dan pernikahan saya.
Tapi saya berpikir lagi. Uang bukan milik mereka. Once Tuhan mengutus seseorang mengambil uang kami, Tuhan telah mengaturnya. Again,sesuai ayatNya bahwa tidak ada yang terjadi tanpa ijinNya.
Saya buru buru beli tiket pesawat. Pulang,tanpa bawa bekal mudik seperti biasa.
Saya merasa,sekali Tuhan memberi masalah, itu akan sepaket dengan jalan keluarnya.
Saya merasa sangat kuat,kokoh,tidak akan mundur dan merasa kaya.
Buat saya,ini keajaiban. Karena kejadian ini membuat saya bisa berkumpul bersama keluarga saya di 10 hari terakhir Ramadhan. Bahwa saya bisa berdiri kokoh didepan orang tua saya dan sudah waktunya bagi saya untuk berbakti. Membantu mereka, membantu adik saya,dan mengurus pernikahan saya.
Saya merasa ajaib karena disaat saya seharusnya marah,tapi saya tidak marah. Saya merasa,uang itu akan kembali pada orang tua saya. Atau mungkin sedang kembali pada mereka.
Mereka sehat, bekerja dan memiliki posisi bagus dalam karir mereka,mereka punya rumah yang kokoh,mereka punya anak yang sudah besar,mereka sudah terdaftar di jamaah haji,mereka tidak perlu mengalami hal yang buruk diusia mereka. Mereka punya iman dan Tuhan.
Kehilangan, kami tidak pernah benar-benar kehilangan :)
Selasa, 23 Juli 2013
Past Hole
Tonight,I set up my room.
I open some old bags
Found some birthday gifts in the past years from friends of mine,some birthday cards from them,read it and I put some smiles tonight.
I found a small pinky envelopes,I guest it is a birthday greeting card from one of friend,I open it up.
And some butterflies suddenly fly and play in my stomach.
The small love letter from a man who left me years ago.
I cry,I dont know why.
A past dark hole sleep in my bag under my bed for years.
Sabtu, 20 Juli 2013
Perang Gen
Hari ini aku sariawan di lidah. Ga penting ya diceritain haha..tapi itu nyeesek banget karena Betadine kumur pas abis tadi pagi.
Judul post hari ini adalah Perang Gen. Orang tuaku mungkin memulai hidup baru mereka(menurutku) di usia 50. Saat sekarang, mereka sedang dalam puncak karir. Anak pertamanya,which is aku, sudah lama merantau yang berarti beban dana mereka berkurang satu. Adekku, sudah masuk masa KKN. Mereka punya rumah tinggal yang cukup lega, punya kendaraan yang memungkinkan tidak membuat kehujanan dan kepanasan, dan anaknya sebentar lagi akan menikah. Kalau Allah berkenan sih, semua yang disebut diatas sedang terjadi. Menurut aku sih , hidup orang tuaku yang baik (buat aku hidup mereka sangat baik) karena kombinasi tepat antara bapak dan ibu yang pintar..bapak yang pintar,santai,agak pelit,kepo tidak pada tempatnya..cocok dengan ibuku yang murah hati,hemat,pintar,tidak santai,supel,dan kepo pada waktunya. Entah bagaimana kombinasi itu terasa janggal pada masa aku dibesarkan,tapi itu terbukti membuahkan hasil setelah puluhan tahun mereka bersama. Lalu sistem imun iman bapakku yang rasanya sulit dipahamiku. Bapakku adalah orang yang membaca buku tentang Tuhan, menyibak misteri alam, mengulasi Al Quran, jarang menceramahi orang, pintar membuat puisi,dan dirumahnya tidak terdapat buku motivasi,buku self help,buku how to membuka rizki,dan lainnya. Entah bagaimana otaknya bekerja untuk tetap menyaksikan dunia berputar. Ia lebih tertarik membeli handycam palsu bikinan cina hanya untuk ia bongkar. Dan bicara padanya seperti kita harus benar benar membuka diri karena apa yang akan ia bilang,adalah mengembalikannya pada kita. Efeknya,tenang,bingung,galau. Beda dengan Ibu. Ia tidak suka membaca. Ia lebih suka,kalau harus membaca,buku pelajaran. Bapak dilahirkan sebagai orang pintar sejak lahir. Ibu lahir dengan kepintaran karena belajar. Ibu orang yang sangat bisa menuntun orang lain. Ia bisa dengan sangat logis menunjukkan langkah penyelamatan diri dari patah hati kronis. Hal yang biasa dihadapi pakai perasaan, dengan Ibu,semua jadi masuk akal. Maka lebih tepat bila ingin menangis,datangi bapak. Ingin solusi,datangi Ibu. Bapakku orang yang sangat tidak sabar,ibuku sebaliknya. Bapakku orang yang bisa pesimis,ibuku sebaliknya. Bapakku tidak bisa mengolah peta,ibuku bisa. Bapakku tidak peduli soal uang,ibu peduli. Bapakku orang yang suka bekerja membereskan rumah,tapi sangat konyol dalam hal rumah tangga,ibuku menutupinya. Bapakku bisa sangat marah dan suaranya menggetarkan,ibuku bisa sangat diam. Bapakku mudah tertarik hal baru,ibuku nyaman dengan zonanya. Bapakku konsisten,ibuku mudah beralih. Bapakku suka kegiatan spontan,ibuku teratur.
Masih ada ribuan list perbedaan keduanya. Dan menurutku mengapa mereka masih bersatu hingga hari ini adalah karena keduanya berbeda.
Aku, adalah produk keduanya. Meski sampai hari ini pun aku tak tahu gen siapa yang mendominasi aku.
Kadang aku juga bertanya,apa yang ada dalam darahku yang berasal dari bapak atau ibuku. Sepertinya kedua gen ada dalam darahku, salinh berebut dominasi dan jadilah aku dengan kombinasi sifatku yang aneh.
Kadang aku merasa aku seperti bapak. Tidak sabar, unplanned,tidak bisa baca peta, suka membaca,suka menulis,tidak pandai bersosialisasi,suka bercanda,boros,tidak tahu cara mengurus rumah tangga,tidak termotivasi,perhatian mudah teralih,sering pakai perasaan dan tampaknya aku mirip bapak..hingga suatu hari aku sadar,aku mirip ibu saat aku terlalu khawatir,mengandalkan logika,bisa supel tiba-tiba,serius,suka belajar,bisa mengatur hidup,bisa membuat rencana dan punya ambisi.
Kemungkinan besar kalau perang gen dalam darahku bisa kudamaikan, aku akan memiliki gen-gen gabungan ibu bapakku dengan selaras dan menjadi aku dalam versi lebih baik.
Masih ada waktu
Hahahaha...oh btw..posting blog tanpa rencana juga nyaris mirip bapakku.
Yuklah review gen ortu kita,dan gabungkan jadi yang terbaik. Tuhan tidak mungkin menciptakan keburukan buat makhluknya.
Senin, 15 Juli 2013
Master Degree Kaum PNS
First of all. Kondisi negara ini sudah diambang maut. You know what I mean. Manusia berleleran di pinggir jalan dan tanpa pekerjaan. Yang diluar Jawa, mereka masih menghabiskan hari di perkampungan sepi dan pegunungan,pantai,tambang kering dan ladang. Nelayan jarang melaut karena bahan bakar mahal. Protein tak terjangkau karena harapan memakan kedelai sudah musnah sejak harga kedelai mahal dan ternyata barang impor. Susu apalagi, kalau bukan bantuan PKK atau Posyandu, kurasa anak-anak takkan minum susu.
Jakarta dipenuhi mall. Penghijauan nihil. Meski Jokowi sedang berupaya, aku tahu dia berupaya, tapi kultur ini sudah sangat rusak. Bukan waktunya lagi memperbaiki, tapi merombak.
Yang aku heran. Setiap tahun,banyak PNS berangkat ke tanah ilmu nun diluar sana. Berbekal lancar bahasa Inggris,mereka bisa pergi kuliah menempuh S2 atau S3. Dua tahun kemudian mereka kembali.
Kita hitung. Jika dua puluh tahun lalu para PNS banyak yang dikirim keluar negeri untuk bersekolah (FYI, sejak Bung Karno, beliau sudah disekolahkan keluar negeri lho)..lalu jika ada 100 PNS keluar negeri, menempuh S2 dan kembali 2 tahun kemudian, artinya seharusnya sudah ada 100 PNS bergelar master lulusan luar negeri yang mendapat pengetahuan tambahan tentang bagaimana mengelola negara ini. Dan dua puluh tahun silam hingga sekarang, keadaan semakin memburuk. Jadi kemana 100 PNS dua puluh tahun lalu yang seharusnya saat ini belum pensiun. Dalam waktu dua puluh tahun, tidakkah mereka sudah menjadi pejabat atau menjabat sesuatu yang penting dan bisa mengubah beberapa kebijakan masa lalu?
Mengapa sekarang mall terus berdiri sementara banyak sekali PNS bergelar master dan doktor dalam bidang tata kota. Mengapa kedelai impor sementara banyak PNS jurusan pertanian disekolahkan di bidang mereka. Mengapa harga tidak bisa diatur sementara banyak sekali PNS manajemen disekolahkan ke luar negeri untuk menambah ilmu ekonomi mereka.
Mengapa sudah terlalu banyak uang negara pergi demi PNS mengejar mimpi keluar negeri, berfoto, memposting foto mereka di Facebook,meraih master, pulang, menerima gaji, dan selesai. Hanya dengan bekal kursus bahasa Inggris. Olrait. Minggu depan kita tanding ngomong nginggris.
C'mon....You must be kidding...Lakukan sesuatu!!!!
Mimpi Sejadi-Jadinya
Rabu, 10 Juli 2013
Ramadhan Day 1
Seharusnya diposting kemarin,tapi karena kemarin adalah hari Ramadhan tergila,maka aku tidak cukup punya tenaga untuk mengetik.
Puasa itu memang melatih kesabaran,kontinuitas,integritas,toletansi,dan ketahanan.
Pada hari pertama itu,mengikuti Muhammadiyah tentunya,aku tidak mendengar siapapun coba membangunkanku. Bahkan alarm ponsel pun tak mampu bangunkan aku.
Dan somehow,aku bangun pada pukul 4.45 tepat saat Subuh dikumandangkan.
Tak ayal,aku merebus air hingga cukup hangat,membuat susu diet pengganti makan,menuangkanny di piring,dan menghirupnya. Adzan subuh selesai,sahurku pun selesai.
Lalu aku yang masih sangat mengantuk kembali tidur,dan bangun pukul 8 pagi. Aku butuh waktu setidaknya satu jam untuk naik busway ke kantor. Jadilah aku berlari lari..
Sesampainya di kantor,banyak pekerjaan menanti,sangat banyak. You know..cuma aku di divisiku..
Diantara semua yang tidak puasa,aku cukup kuat menjalani hari itu..aku merasa aku cukup toleran pada mereka yang memang kekurangan uanv untuk makan..aku bisa merasakannya..sampai....
Sampai akhirnya aku pulang naik busway..berbuka minum air madu bekalku di busway...dan hujan sangat deras.
Aku menerobos hujan dari halte sampai kosku yang berjarak 700 meter atau satu kilo. Aku lapar,tidak punya payung,belum mengambil uang di atm,melewati para pemulung yang berteduh di terowongan,aku berbisik ditengah hujan
'Allah,hari ini aku tau rasanya menjadi orang yang papa..dan aku tidak akan sanggup menjalaninya. Engkau tau ujian mana yang bisa ditanggung umatMu. Terima kasih Allah'.
Ramadhan Day 2
Hi.
Ramadhan day 2. Hmmm..sejauh ini berasa lelah secara fisik,tapi tenang secara batin,otak mendapat stimulan setiap hari,say hi pada orang baru di surel dan telepon,membaca banyak katalog produk,menanyakan harga,menghitung investasi,membaca facebook,chat dengan teman baru,posting twit,baca detik,mengumpat pada lalu lintas dan orang yang tidak sayang nyawanya saat memotong jalur busway,mengumpat pada pengemudi mobil yang masih saja memakai jalur busway steril,menelepon mbah,melihat model pernikahan,membaca panduan pra nikah,melihat lokasj calon tujuan wisata baru,menghitung saldo tabungan yang makin berkurang,menghitung waktu pensiun,baca panduan sholat khusyuk,belum mulai baca Quran,dan terakhir nonton HBO.
Secara fisik memang terasa lelah. You know..hidup dengan fasilitas publik di Jakarta belum bisa disebut melegakan. But, dengan hal yang didapat,terutama dalam hal ini otak yang tidak melakukan rutinitas karena setiap hari selalu ada hal baru yang diunggah,mmmm misalnya kemarin siang aku mulai menuliskan kebutuhan untuk memasang video surveillance di tiap halte busway untuk mengontrol bis dan penumpang. Lalu meski bayarannya tidak cukup untuk beli sepatu everbest lima pasang,tapi ternyata kelegaan yang muncul tidak sebanding.
First,karena aku mendapat pekerjaan yang akhirnya membuat aku belajar tiap waktu.
Kedua,pekerjaan ini direstui orang tuaku. Yang artinya,kemungkinan besar Tuhan juga ridho dan tersenyum melihatku mengerjakan semua ini.
Apalagi yang dibutuhkan seorang anak selain ridho ibu dan Tuhannya?
Have a great Ramadhan,fellas
Sabtu, 06 Juli 2013
The Story of Poop
Menjijikkan? Justru tidak sebenarnya ya hahaha,dalam pandanganku. Orang yang bisa membawa barang-barang pribadi non toileterry masuk kedalam toilet biasanya akan menjaga lantai kamar mandinya kering, punya sandaran yang juga kering,bersih dan tidak licin.
Dulu saat aku menjadi kuli telko pengelana kota, aku sering poop di hotel-hotel yang kusinggahi. Dan memang aku memastikan toilet mereka bersih sebelum aku memutuskan untuk menginap. Untuk jaga-jaga apabila aku harus poop di hari aku menginap disana. Hehe
Aku pernah terburu-buru poop dan masuk ke toilet,tanpa bawaan apapun. You know what, poop itu tidak jadi keluar dan hanya menjadi kupukupu dalam perutku,alias bikin melilit. Lalu aku masuk kembali ke ruangan dan mengambil HP androidku. Masuk ke toilet, duduk, membuka kompas.com lalu poop itu keluar seperti ada mesin otomasi dibawah sana.
Aku juga pernah bereksperimen. Jika selama ini poop ini keluar karena aku membaca sesuatu sambil poop,apakah poop bisa keluar apabila aku bermain games atau menonton video? Ternyata poop tidak bisa keluar juga saat aku hanya bermain Candy Crush atau menonton youtube.
Kesimpulannya, poop baru akan bisa keluar lancar hanya saat aku membaca,atau menyusun kata-kata lalu menjadi karangan. Persis seperti sekarang.
Yah begitulah...
(NoTAShortStory) Cash Is The King
Oh God. Seandainya aku bisa meminta uang pada orang tuaku, sudah pasti aku lakukan, tapi aku terhalang oleh rasa malu,tidak tega dan tidak nyaman. In fact, anak yang belum menikah secara agama adalah anak yang masih harus ditanggung orang tuanya. In fact lagi, seharusnya aku juga tidak perlu mati-matian mengumpulkan uang untuk pernikahanku karena aku wanita dan tanggung jawab menikahkan aku masih ada di pundak bapakku. Seharusnya uang tabunganku bisa kupakai untuk membeli ultrabook seharga 6 juta dan aku masih punya sisa tabungan yang Oh God,berbentuk emas dan saat ini harga emas sedang rendah.
Damn, God..they are rite. Cash is the King. So please...