Kamis, 31 Desember 2020

01 01 2021

 Bismillahirrohmanirrohim

Akhirnya telah sampai di tahun 2021. Tahun ini usiaku akan 36, tapi kalau dihitung sih 5 tahun lagi menuju 40. Wow cepat ya, padahal aku merasa aku masih anak-anak heheheh

Ga ada harapan yang macam2 sih, 2020 masih sehat dan ga kena covid aja udah alhamdulillah banget padahal ya mobilitas kita tinggi. Ditambah Jingga juga tetap beraktivitas diluar rumah. 

Alhamdulillahnya sekeluarga ga ada yang kena covid. Alhamdulillah. Tahun yang banyak alhamdulillah.

Di akhir 2020 juga kemarin aku membuka diri ke suamiku. Menceritakan semua hal yang rasanya, kayak kita mengelupas kulit kita, perih, tapi harus ganti kulit, jadi ya harus dilakukan kan, pada akhirnya.

Di awal tahun ini aku masih punya cita-cita untuk mulai usaha sendiri, I mean like, aku harus membuka usaha gitu lho. Kan ga selamanya aku akan kerja, dan kupikir, di usia 40 nanti, semestinya pikiranku sudah menuju akhirat. Ya kan wkwkw Sereem ya bo

Aku pengen setiap pagi aku bersedekah, sempat olahraga, bonusnya sehat, ga makan gorengan (!!!) ngurangin gula dan belajar banyak hal baru. 

Gitu aja sih.

Oh ya, dan aku juga akan mulai terapi ke psikiater. Sekarang sih dapat obat, tapi kupikir obat itu cuma penghilang sementara, kita ga boleh selamanya tergantung pada hal-hal seperti itu. 


See you

Minggu, 27 Desember 2020

Remove

Allah pls remove this
Pls remove this pain
Pls remove this
I couldnt make it without You


Hampa Abu-Abu

 Hari ini 27 desember 2020

Aku mendapati diriku berkata jujur kepada suamiku, Taufiq, tentang perasaanku. Aku tidak memiliki perasaan apapun. Aku kosong. Hampa. Dingin. Abu-abu. Kelam. Retak. Patah. Entahlah.

Aku akan sangat mengerti kalau dia lalu kemudian menceraikanku. Aku akan sangat paham ketika orang tuaku murka. Aku akan sangat paham kalau dunia membenci aku. Wanita yang tidak tahu diri. Dianggap tidak tahu cara bersyukur. Kurang ibadah. Apapun you name it.

Tapi ini terjadi. Kekelaman ini menggerogoti aku. Hari demi hari. Dan itu terasa sangat menyiksa. Karena, setiap hari juga kamu harus tegak berdiri menggunakan kepalamu, untuk bekerja. Untuk mengurus rumah. Untuk memikirkan anakmu. Untuk menggerakkan roda kehidupan. Untuk memakai topeng. 

Itu sangat melelahkan dan semakin hari terasa semakin menyesakkan. 

Rasanya yang kuinginkan satu-satunya adalah keheningan.