Senin, 28 Mei 2012

Unenergizing

Hey,aku di bandara Juanda nih. Tumben-tumbenan KFC ataw AW ga menggoda aku. Lagi lesu tau. Bawaannya tensi tinggi ke orang lain. Taulah. Energinya habis terserap buat pekerjaan yang harus diakui,salah pilih. Yaaa gimana yah. Baru setahun ini sih kerasanya. Bahwa segala sesuatu ambruk,lalu jatuh begitu aja. Bagus sih nyadar kebangun sekarang daripada nanti-nanti,atau ngikutin saran buat bertahan gegara tu perusahaan tenar atas gengsi multinasionalisnya yang ngebius mayoritas orang Indonesia yang emang fans berat "jabatan". Udah deh kalau ada orang ngeluh mulu soal kerjaan dia,atau bos dia,lingkungan dia. Sekali dua sih masih oke,tapi come on,belajarlah dari aku. Ngeluh itu ga ada gunanya. Grumbling itu wasting. Percaya deh,mendingan nyari yang lain atau keluar secepetnya nyelametin hidup. Hidup cuma dikasih sekali sama Dia,ga mungkin Dia juga mau ikutin ngejorokin kita kecuali emang kita yang mau.

Tau ga sih efek dari benci sama apa yang lagi kamu hadapi? Well,dulu aku suka sama kerjaan aku. Suka banget. Dari sisi teknis sampai non teknis. Sampai pada akhirnya aku nyadar dong,kalau itu bukan passion aku. Sekarang aku lagi jalanin hari-hari terakhir di pekerjaan ini. Tau ga rasanya? Macam energimu terserap habis. Bahkan basa basi sama orang juga udah males. Bbm an sama temen juga jarang. Pokoknya mah bawaannya nutup diri nd pengen sendiri. Beneran. Makanya sih,safe and rescue ourselves dari disaster atmosphere itu jauh lebih penting dari jabatan dan uang yang ditawarkan. Kebetulan aku kelamaan nyadarnya jadi hati aku sampai sengambek ini nd udah ga menghasilkan energi lain selain ampas negatif. Masih mending ampas tahu jadi tempe gembus,nah kalau ampas hati ya ujungnya cuma negativiti. Tau lah yang macam tu.
Kebetulan aku ga curhat ginian ke orang lain. Susah bikin mereka paham. Karena yang punya hati yang punya rasa kan kita,ya kita yang harus paham.

Sudah ah,mau boarding dulu.

Check ur heart..
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Walk the Talk

Walk the Talk. Kredo yang buat aku sebenarnya adalah kota yang harus dijelajahi. Menantang. Ya gimana? Coba deh kamu mulai melakukan yang kamu katakan. Keberanian aku soal ini baru muncul belakangan. Pasca 25 pastinya. Pasalnya aku banyak kena tekanan,lalu pelan-pelan mikir,apakah tekanan tadi membaikkan aku atau tidak. Dan apakah hidupku perlu hal hal tadi. Misal aku tidak bisa menerima perilaku orang orang tertentu. Mencoba memusnahkan benang merah antara aku dan mereka tentunya ga gampang karena masih ada hubungan profesional. Mencoba mengabaikan juga gagal. Lalu ada nasihat "jika engkau tak mampu ubah situasimu,ubah dirimu". Aku tak bersedia. Yah karena aku tak mungkin menerima situasi konyol dan menjadi konyol juga. Lalu "jika tak mampu ubah dirimu,keluarlah" Dan walk my talk. Keluarlah aku. You know why. Karena aku sudah tidak sudi lagi berada dalam situasi yang anti energi. Yang menghapus passion dalam benak. Yang berpola karir adalah jabatan. Padahal,karir dan jabatan adalah dua sisi mata angin. Jauh. Ga sambung.Ada yang paham bedanya?. Dan ternyata situasiku menganut paham tersebut. Passionku kandas tak beranak tangga. Jabatanku juga tak akan kudapat karena hatiku marah besar.

Maka walk my talk adalah dengan memberanikan diri berjalan melangkah ke dunia baru.

Walk Your Talk. You will never regret to do this. It Is Great!!
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 27 Mei 2012

Last Assignment

Malam ini aku masih di Surabaya. Besok malam adalah jadwalku untuk menuju Semarang. Dan ini besar kemungkinan adalah tugas kerja terakhir dari ZTE. Dan malam terakhir untuk menikmati suasana Guest House Surabaya. Aku berdiri di tepian jendela besar di kamarku. Menatap langit malam yang -Thank Allah- bertabur bintang. Angin juga berhembus sejuk. Kali ini aku tidak ingin meminta apapun. Aku hanya ingin berterima kasih untuk 4.5 tahun yang telah kulewati bersama perusahaan ini. Aku tentu saja berterima kasih pada Allah, sang Dzat yang amat baik dan pemurah. Terima kasih untuk semua pengalaman dan kesempatan. Untuk setiap langit yang selalu berubah dan mengizinkan aku menjadi saksinya. Untuk setiap pembicaraan bersama orang baru yang kutemukan di sepanjang perjalanan. Untuk setiap pelajaran yang terjadi dan harus aku ambil hikmahnya. Untuk setiap kebaikan yang kutemui sepanjang perjalanan pekerjaanku. Untuk rezeki yang membuat aku bisa makan dan berbagi. Untuk setiap foto senyum yang sempat aku rekam. Untuk setiap keadaan yang telah membuatku berpikir untuk terus berjalan dan tidak berhenti begitu saja. Untuk setiap momen yang membuat aku bertemu dengan orang-orang yang kucintai dan kusayangi. Mempertemukan aku dengan beberapa orang yang mengajariku tentang hati dan kesabaran. Mempertemukan aku dengan teman-temanku. Dan diatas semuanya itu, terima kasih untuk tata surya yang membuatku demikian merasa amat manusiawi.

Terima kasih Allah untuk hal hal itu. Untuk orang tuaku yang cukup sabar memiliki gadis perempat baya yang masih terbata-bata menapaki dunia. Untuk mbah putri dan almarhum mbah kakung yang menuntunku berjalan. Untuk adikku yang selalu menganggapku juara, meski kenyataannya tidak.

Terima kasih Allah untuk tata surya-Mu yang Engkau ciptakan khusus buatku. Aku sedang berada di dalamnya. Berada disini berarti untuk tujuan yang Engkau baikkan.

Semoga perjalanan didepan sana, membuatku menjadi manusia yang lebih baik.

Amin

Rabu, 23 Mei 2012

Tamu yang Dipermainkan

Hari ini ternyata bertamu juga.Aku menolak sekerasnya untuk menutup pintu. Namun ia datang,mengetuk pelan,lama,bertahan,memaksa kemudian aku membukakan pintu baginya. Hari ini adalah hari yang berjanji padaku untuk datang tanpa harus aku minta. Ada sebuah hari dimana aku dan kekasihku mencoba memanggil-manggil hari ini di masa lalu. Ketakmatangan kami memutuskan untuk mengundangnya masuk dengan sengaja selama 2 malam. Pada malam kedua,aku menyerah. Aku berkata pada kekasihku kalau kita tak perlu mengundangnya,karena ia bisa datang dengan sendirinya pada waktu yang tak kita harapkan.

Dan disinilah aku,bermalam-malam aku bercumbu dengan tamu yang harus kuterima,yang dulu kupermainkan bersama kekasihku.

Malam tanpa saling menggenggam,meski hanya berbantukan udara. Adalah tamu yang dulu aku dan kekasihku undang.

Tamu itu datang,bergantian memainkan kami.

Merasuk masuk ke rumah kami.

Tamu tak diundang,terus datang meski kami tak berkenan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Selasa, 01 Mei 2012

Tentang Kami

Seharusnya aku telah mempostingkan tulisan ini dalam ratusan lembar,karena dengan begitupun ruahnya rasa tetap tak tertebus.
Hey kamu tahu apa? Bahwa aku menyayanginya meski awalnya ia tak masuk akal buatku. Ia kutampik dari banyak sisi karena aku belum bisa menerima kehilanganku. Muncullah ia perlahan , ia yang menarik, dan berbeda. Ia yang menyimak sekaligus bicara. Ia yang terperangah pada gunung,lautan dan langit malam. Ia yang selalu tertawa dan bisa menangis. Ia yang amat manusiawi. Aku ingin bersamanya kau tahu. Hingga tanganku merenda keriput,mataku menciut dan badanku kisut. Aku ingin bersamanya hingga salah satu dari kami mengucapkan salam perpisahan abadi. Kau tahu aku merasa aman disisinya. Aku adalah manusia betina bersamanya, dan bisa sejantan xena waktu berjauhan. Aku ingin dicintainya,dan mencintainya. Bersama dan tidak ada karena. Jika Ia diatas sana merestui aku bersamanya,maka kisah ini akan menjadi tentang kami. Dan cuma itu yang kuhembuskan pada malam bertitik hujan, saat aku di Jakarta dan ia disana,timur jauh. Tentang kami.

Loving you,Pii
Powered by Telkomsel BlackBerry®