Senin, 03 September 2012

Tugas Week-1


Menjadikan sinopsis dibawah sebuah draft yang visible untuk dinovelkan. Cinta cinta cinta cinta , mari bekerja!

SINOPSIS


Devonia, seorang gadis cantik berusia 18 taon, memutuskan untuk mengambil beasiswa ke negara Perancis. Ia ingin menjadi seorang designer terkenal, sebab sejak kecil dia sudah sangat menyukai menggambar. Ia juga pergi demi mengobati kesedihannya. Saudara kembarnya Devon, baru saja meninggal ditabrak oleh orang nggak dikenal.  Keluarga Sangsoko udah berusaha menghibur Devonia dan merelakan kepergian Devon, tetapi Devonia tetap mendendam. Ia terus mencari tahu soal tabrakan itu. Sampai mengkipling dan terus terusan googling mencari ilmu soal tabrak lari. Jadi karena sudah nggak sehat lagi, dia disuruh pergi saja ke Perancis supaya bisa melupakan sejenak masalah Devon.

Sesampainya di Perancis, Devonia terkagum-kagum. Melihat keindahan kota Paris.  Karena sibuk memperhatikan pemandangan kota, Devonia jadi tersesat.  Ketika ia kebingungan, ada seorang pria ganteng yang melihatnya dan berusaha menolong Devonia. Ia menghampiri Devonia dan bertanya ia hendak kemana. Karena tidak ada pilihan Devonia akhirnya menunjukkan alamat tempat ia tinggal. Pria itu ternyata bernama Caspard. Ia sangat fasih berbicara bahasa Inggris. Jadi, Devon dengan mudah berbincang-bincang.

Betapa senangnya Devonia karena ternyata Caspard kuliah di tempat dia akan belajar juga.  Ia langsung menyukai gaya santai Caspard dan caranya menyampaikan sesuatu.  Sambil berjalan menuju pondokan sementaranya, Caspard menjelaskan rumah kecil yang kelak akan ditinggali Devonia.

Sesampainya di apartemen, Devonia berkenalan dengan banyak orang baru. Ada Lisa Lee yang mengambil jurusan musik.  Lalu Shirley yang berasal dari Amsterdam.  Shirley mengambil jurusan desain interior. Ketika para cewek sedang sibuk berkenalan, Caspard berkata ia harus segera pergi. Ada rehersal yang harus ia ikut. Cewek-cewek berusaha membujuknya untuk tetap tinggal. Tapi dia tetap pergi juga. Karena ia bilang, partnernya dua kali lebih menyeramkan daripada lucifer.

Lisa mengusulkan mereka juga berjalan-jalan. Sekalian menjelaskan jalan ke kampus pada Devonia. Devonia sangat bersyukur ternyata temen-temen ceweknya baik dan pengertian. Mereka semua keluar sambil tertawa-tawa. Shirley mengusulkan agar semua makan malam di deli tempat Jaques bekerja. Selain murah juga enak. Devonia hanya mengangguk-angguk, karena pendatang baru tidak boleh banyak mengusulkan. Tetapi ia sangat senang.

Sorenya mereka semua berangkat. Sambil bersenda-gurau. Namun, pikiran Devonia melayang ke saudara kembarnya. Devon. Andai saja dia ada disini menikmati semuanya. Padahal dulu mereka berdua berjanji akan sama-sama pergi ke Perancis. Devonia bersumpah akan menemukan pembunuh kakaknya. Walau ia harus pergi ke ujung dunia sekali pun. Karena melamun, Devonia tidak sengaja menabrak seorang pria. Buru-buru ia minta maaf.  Tetapi pria itu nampak dingin dan acuh tak acuh dan langsung meninggalkan jalan tersebut tanpa berbicara. Devonia sempat memungut lembar partitur yang bertuliskan namanya Dewata. Ketika melihat logo sekolah, Devonia merasa bulu kuduknya berdiri. Dewata ternyata kuliah di tempat yang sama.

Esok harinya, Caspard datang bersama dengan seorang pria yang ternyata Dewata. Rupanya inilah si Lucifer yang begitu ditakuti Caspard. Devonia buru-buru menggembalikan partiturnya, yang ditanggapi sangat dingin oleh Dewata. Devonia kesal sekali. Ia hanya berusaha bersikap ramah.  Tetapi ada sesuatu tentang Dewata yang membuat Devonia merinding setiap kali menatap mata pria itu.

Di kampus, Lisa memperkenalkan Devonia dengan Cecilia.  Kedua gadis ini langsung cocok. Mereka mengambil jurusan yang sama.  Bahkan berjanji akan mengantar Devonia membeli perlengkapan dan buku-bukunya.  Di halaman kampus, mereka berpapasan dengan Caspard. Devonia menggodanya dengan mengatakan mereka harus berhenti bertemu seperti ini. Caspard menimpali dengan memainkan peran kecil Don Quixote yang membungkuk dan mencium jari Devonia.  Yang disoraki oleh gadis-gadis lain. Untungnya Devonia penggemar buku klasik, hingga ia dapat mengimbangi kalimat2 sok romantis dari Caspard. Tanpa ada yang menyadari bahwa disudut lain, sepasang mata menatap sedih.

Berjalan menuju lorong kelas, rombongan Devonia dihandang oleh sekelompok gadis berambut pirang. Dengan ketus mereka bertanya apa hubungan gadis kampung seperti Devonia berani bergurau dengan Caspard. Devonia dibuat bengong.  Namun Lisa dan Cecilia membantah dengan sengit. Ada adu mulut yang keras hingga seorang satpam terpaksa membubarkan mereka. Devonia akhirnya belajar kalau itu adalah gank Le Belle adalah groupies Caspard. Tidak ada seorang pun boleh menyentuh Caspard. Barulah Devonia mengerti bahwa Caspard dan Dewata adalah duo yang sedang naik daun. Banyak yang mengidolakan mereka.  Ketua Le Belle bernama Louisa. Anak pejabat tinggi Paris, di temani dua kroconya, Cara dan Delilah.

Di sudut taman, Louisa tidak terima perlakuan Lisa dan Cecillia. Tetapi lebih lagi pada Devonia. Dia benci gadis kulit coklat itu berhasil merebut perhatian Caspardnya. Ia pun menyusun rencana untuk menyusahkan hidup Devonia, atau namanya bukan Louisa. Delilah dan Cara menyetujui. Mereka berdua juga tidak rela.

Hari-hari kampus Devonia mulai berwarna-warni. Terkadang ia bahkan diantar oleh Caspard, dan ada rumor bahwa gadis asia itulah pacar Caspard. Le Belle sibuk mencoba menjebak dan menghancurkan hidup Devonia. Mulai dari membuang desain yang sudah tenggat. Hingga menyebarkan rumor kalau ia tidur dengan salah satu dosen demi nilai baik. Tetapi selalu ada Cecilia dan Lisa yang membantunya. Bahkan Lisa yang begitu sering membantunya mengerjakan tugas sampai berkata kalau begini terus ia bisa jadi desainer juga.
Louisa merasa benci. Karena makin hari Caspard juga makin dekat dengan Devonia. AKhirnya ia menyiapkan jebakan terakhir.  Yang pasti kali ini dia akan berhasil menyingkirkan Devonia.  Mengingat ayahnya yang pejabat tinggi Paris, pasti tidak sulit.

Hari yang menyebalkan bagi Devonia. Sudah tidak terkatakan lagi berapa banyak surat cinta yang harus ia sampaikan untuk Caspard.  Kali ini gadis mungil bernama  Jeanne yang menitipkan coklat dan bunga. Tetapi, Devonia tidak berkeberatan. Karena ia selalu menganggp Caspard sepeti kakaknya, pengganti Devon. Dan karena Devonia tahu satu rahasia hidup Caspard. Ia seorang gay. Devonia bertekad akan membantu Caspard menjaga rahasia ini dari dunia. Tetapi, berdekatan dengan Caspard berarti ia juga harus sering bertemu si Lucifer – Dewata.

Sudah begitu, tadi ia terkunci di ruang aula. Benar-benar kesalahan yang konyol. Ketika berhasil keluar, Lisa dan Cecilia sudah lama meninggalkan kampus. Buru-buru ia pulang. Di tengah jalan ia merasa ada orang yang menguntit. Ia pun mempercepat langkah.

Tiba-tiba dari arah pojok, sebuah Ducatti mengebut ke arahnya. Devonia nyaris membeku, namun ada tangan kokoh yang menariknya ke pinggir. Ternyata Dewata. Ducatti itu kabur. Dewata terluka ringan, namun Devonia berusaha membujuknya ke rumah sakit. Dewata menolak. Ia hanya ingin Devonia segera sampai ke apartemen. Sepanjang jalan, mereka mengobrol. Walau awalnya terkesan kaku. Ternyata, Dewata sangat menyenangkan. Devonia merasakan hatinya berdegup kencang. Sesampainya di depan apartemen, Dewata memandangnya lalu mengingatkan agar selalu berhati-hati. Ia curiga Louisa ada di balik kejadian tadi. Sesaat sebelum pergi, Dewata dan Devonia saling memandang. Dan entah khayalan saja, Devonia merasa melihat setitik bening bergulir di pipi Dewata. Air mata ataukah keringat?

Sesuai yang diduga, berita Devonia hampir mati ditabrak tersebar dalam sekejap mata. Bahkan ada yang mengatakan Devonia sudah meninggal. Yidak terkira betapa kesalnya Louisa ketika melihat Devonia masih ke kampus tanpa kurang satu apap pun.  Sorenya Caspard datang ke gank Le Belle dan meminta mereka untuk berhenti mengganggu Devonia. Atau mereka akan merasakan akibatnya. Louisa mengangguk pasrah.

Beberapa hari Devonia tidak melihat Caspard. Ia mencoba mencarinya namun tidak bertemu. Ternyata, Caspard merawat Dewata. Lukanya cukup parah.  Dewata sedang curhat soal Devonia. Caspard berkata kalau Dewata benar-benar bodoh. Kalau suka harusnya langsung bilang saja. Ngapain malam-malam menguntit dan berusaha menjaga seperti itu. Dewata kemudian berkata kalau itu tidak mungkin terjadi. Karena dia lah yang membunuh Devon, kakak kembar Devonia. Ia menerima beasiswa karena ia ingin melarikan diri. Mereka tidak tahu kalau Louisa sedang menguping. Kali ini kartu As sudah di tangan.

Di apartemen, Devonia masih teringat kejadian Ducatti itu. Ia mengingat bagaimana Dewata menolongnya. Hatinya berdegup kencang setiap kali ia memikirkan Dewata. Namun ada sesuatu yang mengganjal pikirannya. Kemisteriusan Dewata dan sikap dinginnya. Devonia merasa Dewata membencinya.

Louisa mengundang Devonia makan malam dengan dalih minta maaf. Walau curiga Devonia memenuhi undangannya. Di sana ia mendapatkan tawaran. Tinggalkan Caspard dan sebagai gantinya Louisa akan memberitahu siapa yang membunuh kakanya. Devonia awalnya menganggap hanya gertak sambal. Namun ia teringat, ia tidak pernah bercerita apa pun tentang Devon.  Betapa terkejutnya Devonia saat mendengar Louisa menyebutkan detil kecelakaan dan siapa yang melakukannya.

Devonia dengan marah mendatangi tempat Caspard dan Dewata. Ia melemparkan dendamnya yang hanya di telan oleh Dewata. Di sana tanpa sadar terucap kalau Devonia mencintai Dewata. Saking terkejutnya Dewata hanya diam mematung. Namun nasib memang kejam. Diam-diam Caspard meninggalkan mereka berdua. Lalu menyambar kunci Ducattinya dan mulai mengebut.

Sesampainya di kota, Caspard menyambar kerah baju Louisa dan berkata kalau kali ini dia sudah keterlaluan. Ia lalu memuntahkan apa yang ia pikirkan, karena Louisa bukan tipe gadisnya. Jadi sia-sia saja semua yang ia lakukan.  Louisa yang terluka menjerit-jerit dan berkata kalau ia sudah lama menyukai Caspard. Karena tidak tahan lagi, akhirnya Caspard mengatakan kalau ia gay. Itulah sebabnya Louisa bukan tipenya. Louisa yang shock akhirnya diam mematung, membiarkan Caspard pergi.

Ketika hendak pulang, Caspard melihat Dewata berjalan linglung. Karena tidak mampu menemukan Devonia dimana pun. Caspard membantu partnernya mencari. Di sana ia pun mengaku bahwa hatinya terluka melihat Dewata begitu sedih. Bagaimana pun juga ia selalu menyukai Dewata. Tetapi tentu ia tidak ingin Dewata menjadi gay seperti dirinya.

Rumor tentang Caspard yang gay rupanya tidak mempengaruhi jadwal manggung keduanya. Bahkan ada seorang agen yang tertarik mengorbitkannya. Mereka pun masuk studio untuk menyiapkan materi. Di sela-sela itu, Dewata dan Caspard terus mencari tahu keberadaan Devonia. Kian hari, dewata semakin letih dan sedih.

Sementara itu Devonia rupanya kembali ke rumah di Jakarta. Ia merenungkan banyak hal dalam hidupnya. Kini ia harus memilih, menjalankan dendamnya atau memaafkan pria yang amat ia cintai. Hatinya terbelah. Ia menangis di depan nisan kakaknya. Tiba-tiba ia merasakan bahunya ditepuk. Ketika ia menoleh, Dewata berdiri disana. Ia mengutarakan isi hatinya. Devonia luluh dan memilih memaafkan. Mereka berdua berpelukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar