Minggu, 30 Juni 2013

Sederhanakan

Sudah Juli nih, sudah apa saja resolusi yang tertempuh sampai pertengahan Tahun ini?
Teman dekatku akan segera melepas lajang 3 Juli nanti. Hmmm, bahagianya melihat dia akhirnya menikah. Aku adalah orang yang mengikuti rekaman kisahnya sejak 2009 lalu. Mulai dari dia yang mengejar cinta hingga ke Jakarta, kemudian mengalami banyak kekerasan verbal dari sang pacar waktu itu,sakit dan sering masuk rumah sakit,kemudian datanglah kakak seniorku di kampus yang mendekatinya,keduanya berkonsultasi padaku dan akhirnya atas keputusan mereka sendiri,mereka pacaran dan akan menikah. Aku juga menyemangati dia saat akhirnya akan hengkang dari kantor lama ke kantor baru yang memberinya banyak pengetahuan baru,dan gaji baru tentunya. Ketika akhirnya dia memutuskan mengundurkan diri karena ketakmasukakal-an bosnya,aku juga mendukungnya sejauh ia sanggup menjalani opsinya. Aku juga membantunya memberikan informasi yang memang untuknya. Aku bahagia menjadi temannya dan aku mendukung segala keputusan yang menurutnya akan membuatnya nyaman. Aku tidak perlu menyebarluaskan  berita tentangnya, membuatnya merasa lebih buruk dan mengingatkan kembali bahwa keputusannya salah atau memberitahunya bahwa ia telah salah mengambil keputusan.
Bukan aku tak mau ia mendapatkan yang terbaik. Saat ia mengambil keputusan tertentu, aku tidak bisa merasakan apa yang ia rasakan. Saat ia mengatakan tidak,sementara di mataku seharusnya ia berkata ya, bisa saja aku berpendapat begitu karena aku atau orang lain memang tidak pernah ada dalam situasinya.

Aku pernah berpesan padanya, agar setiap keputusan yang ia ambil dan apa yang sedang ia alami,jangan disebar tanpa seleksi ke orang lain. Karena hari ini kita harus menentukan siapa teman kita, yang bisa diajak bersenang-senang atau bisa diajak berbagi derita atau keduanya.

Teman yang tampak dekat dimata kita belum tentu bisa mendengar dan tidak menghakimi apa yang telah menjadi keputusan kita. Ada beberapa yang akan menyalahkan, mencibir dan justru mengatakan "Tuh kan,mendingan dulu...". Pendapat yang tidak akan membantu apapun dalam hidup kita.

Aku sering mendengar ia dibicarakan disana-sini,terutama soal keputusannya untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Bahkan nasibnya sendiri dibahas didepan mata dan membuatnya merasa lebih buruk. Ia diberi tahu bahwa keputusannya salah dan seharusnya tidak mengambil langkah itu.Yang membahas adalah teman-temannya sendiri. Apakah pembahasan itu membantunya menjadi lebih baik? Tidak sama sekali. Ia merasa terpuruk dan ingin segera meninggalkan lokasi pertemuan. Apakah teman-temannya senang dengan itu? Tentu saja, teman-temannya tadi justru lega karena tidak pernah menjadi seperti temanku ini. Lega dan bahagia. Lega juga karena ada yang bernasib lebih sial daripada mereka, menurut mereka. Apakah ini disebut teman?

Mereka menyukai dan cenderung membicarakan apa yang terlihat seperti derita kita. Mereka menyantap keputusan kita dan memperkirakan seberapa berat akibat yang akan kita tanggung dari keputusan itu.
Mereka membicarakan hal itu seperti nasib kita adalah pokok pembicaraan yang harus dibahas setiap hari. Jika kita jatuh, mereka iba didepan kita,dan menyalahkan keputusan kita,tepat dibelakang bahu kita.

Bagaimana kalau kita mendapat yang lebih baik? Mereka akan tampak bahagia,tetapi ternyata mereka juga tetap membicarakan kekurangan dari kebahagiaan kita tadi. Hahaha,tidak pernah ada yang cukup.

Aku sering mencoba mengulurkan bantuan untuk mereka yang menurutku membutuhkan bantuan. Tapi ya memang tidak semuanya diterima dengan baik. Beberapa mencibir dan berkata "itu hanya trend sesaat". Ada yang kuberi saran tertentu,yah namanya juga usaha, untuk menarik lawan jenis..tapi ya bukannya didengar,justru didebat. Padahal bilang "oke" saja tampaknya tidak jadi masalah. Mengapa setiap mereka harus merasa paling benar dan membahas kesalahan keputusan orang lain,selalu? Hehehe,tapi gapapa..not a big deal for me. Situasi mereka sudah cukup rumit jadi aku cukup mendengarkan saja kalau mereka ingin berkeluh kesah.

Ya, mereka memang teman-teman kita. Tapi memang sebaiknya ditengah tahun ini, ambillah langkah untuk keputusan paling berani dan sederhana.  Sederhanakan temanmu. Kendalikan mulutmu.

Selamat menempuh Juli :)

Oh btw, aku juga ikut dalam gerakan ini lho.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar