Senin, 15 Oktober 2012

Mengapa Aku Resign

Kenapa aku resign? Banyak orang mempertanyakan keputusanku untuk mengundurkan diri dari jaminan penerimaan pendapatan tiap bulan. Ditengah masa resesi seperti sekarang,memutuskan hal itu terdengar seperti dosa dan masuk dalam kategori perbuatan tak tahu diri. Ada hal-hal yang menakutkan ketika keputusan resign diambil. Terutama karena alasan ketidakpastian. Aku tidak akan membantah opini arus utama tentang resign. Keputusanku juga tidak dipengaruhi trainer motivasi satupun. Keputusanku datang dalam keadaan :
1. Tidak ingin berdekatan dengan orang-orang 'tinggi'
Tidak punya basa-basi dengan mereka. Tidak perlu banyak senyum,bicara seadanya. Sayangnya,beberapa tugas mewajibkan komunikasi intens dengan mereka.
2. Tidak menyukai lingkungan yang terlalu serius,formal,kaku,dan memandang segala hal dengan logika,tidak ada imajinasi,bahkan memperolok keberadaan imajinasi.
3. Tidak menyukai jenis pekerjaan yang tidak jelas harus diberi perlakuan seperti apa. Inisiatif tidak dibenarkan karena ada orang-orang di level atas yang tidak membuka penjelasan bagaimana seharusnya pekerjaan itu dilaksanakan dan bagaimana inisiatif boleh diambil.
4. Tidak menyukai pekerjaan yang amat sangat melenceng dari apa yang dikuasai,bahkan butuh waktu panjang untuk memahaminya.Waktu tidak cukup banyak untuk menanti sang pemula menjadi ahli.
5. Tidak menyukai kantor yang tidak memiliki waktu makan siang pribadi. Makan siang dilakukan didepan laptop. Berjalan keluar bertemu debu. Tidak punya teman. Tidak ada hiburan.

Kalau aku harus menghadapi dan memiliki kematianku sendirian,maka aku juga berhak untuk membentuk hidupku menurut cara yang ternyaman buatku.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar