Jumat, 26 Oktober 2012

The New Place in Me

Siapa sih yang engga merasa jumpalitan saat harus beradaptasi dengan sebuah tempat baru yang saat pertama kali melihatnya, hatimu sudah melarangmu memasukinya? Dan sekarang, mungkin aku tidak akan pernah lagi memakai istilah salah pilih. Why? Karena pilihan akan selalu berujung pada sesuatu yang menjadi bermakna saat kita sendiri yang mengusahakannya. Mungkin lima bulan lalu jika aku diperlihatkan hari ini, aku akan tetap memilih pilihan yang kutempuh hingga hari ini. Mungkin jika lima bulan lalu aku diperlihatkan pada aku dua bulan silam, mungkin saat itu aku akan mengambil pilihan selain yang telah kupilih hingga hari ini. 
Hanya enam puluh hari lalu aku menyatakan bahwa aku salah memilih. Ternyata hari ini aku justru salah karena telah menganggap diriku salah memilih. Tidak, aku tidak pernah salah memilih. Aku hanya mengambil pilihan yang kubuat sendiri. Dan saat pertama kali hatiku menolaknya, saat itu seharusnya aku mengambil jarak alih-alih memutuskan.
Dan pilihan itu akan selalu berujung pada sesuatu. Aku meyakini aku akan berujung pada sesuatu. Hari ini aku tahu aku hampir tiba di penghujung jalan. Dan aku amat banyak mendapatkan sesuatu dari sebuah tempat yang tidak pernah aku inginkan sebelumnya. 
Aku tidak menginginkan berada disini lebih lama lagi. Komponen penyusun jalanku satu per satu telah pergi,dan mereka membentuk jalan mereka masing-masing, aku juga harus melakukannya.
Di sebuah tempat baru yang hanya kuhuni beberapa bulan ini aku mendapatkan sebuah rumah yang berisi persaudaraan. Pertemanan dan pertalian. Ajaran tentang keTuhanan. Ajaran tentang uang. Ajaran tentang kehidupan. Aku mengenang mereka untuk uluran tangan pertama kali yang terasa akrab dan antusias. Banyak hal yang kupelajari selama berada disini. Dan itu menjadikan aku seperti sekarang.
Mungkin jika aku tak mengambil pilihan ini, aku akan berakhir di sebuah tempat yang sama yang telah kuhuni selama bertahun-tahun, dan aku sudah terlalu nyaman untuk bergerak. Di tempat lama aku juga mendapat banyak persahabatan, meski mereka kemudian menghilang bagai bayangan satu demi satu. Di tempat ini mungkin mereka juga kelak akan menghilang seperti embun terhisap sinar matahari. Tapi jejak-jejak yang mereka tinggalkan akan seperti ukiran diatas batu dan aku akan selalu tersenyum mengenangnya.

Aku kini akan menuju sebuah tempat baru. Entah seperti apa disana, aku berpikir pilihanku seharusnya membawaku menjadi jenis orang yang lebih baik. Dengan membawa ajaran yang telah diberikan oleh masa lalu, aku juga beranjak pergi dari sini.

Terima kasih ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar