Senin, 06 Agustus 2012

Ramadhan Termantap

Aku menyebutnya waktu yang memanjang. Yang berisi rongga-rongga udara berbobot Nitrogen yang menyesakkan. Tidak perlu dihirup sebenarnya. Tapi itu yang terjadi.

Mencoba membaca kembali catatan kemarin. Ternyata aku sudah melewati rongga ini selama 8 bulan. Tak kusangka ternyata aku masih cukup waras sejauh ini.

Kemungkinan besar ini adalah puncaknya. Aku berusaha mengingat ini adalah keadaanku yang terbawah. Tidak akan ada yang lebih buruk lagi.

Untuk kedua kalinya aku salah memilih. Yang kedua adalah pemilihan tempat kerja.

Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada menyaksikan dirimu sedang dipaksa untuk melakukan hal yang mengingkari ajaran Tuhanmu. Tidak ada yang lebih buruk daripada hal itu yang dilakukan saat bulan sucimu. Tidak ada yang lebih buruk daripada lingkunganmu yang terbiasa dengan itu,dan masih tetap mendorongmu maju. Tidak ada yang lebih buruk saat kamu merasa sendirian dan harus berjalan. Sendirian. Dan Tuhan beserta malaikatNya menyaksikan semua hal yang terjadi padamu.

Aku telah merasa buruk berada disini. Aku telah merasa amat hina berada disini.

Layar putih mungkin menjadi tempat bertuah yang baik karena ia bisu.

Dan ini menjadi Ramadhan termantapku. Yang akan kuingat seumur hidupku.

Tuhan...
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar