Jumat, 21 Desember 2012

Desember 2010-Desember 2012

Dini hari ini,tanggal kebanyakan orang bahagia karena beberapa jam kedepan,mereka akan menikah. Ada juga yang sedang menggadang bayi dalam kandungan untuk segera lahir. Semua orang tersenyum. Aku juga.
Tidak banyak alasan untuk tak tersenyum akhir-akhir ini.Tapi aku tersenyum sembari menangis,mungkin karena kelenjar air mataku sedang iri dengan otot mulutku yang lebih sering digunakan buat ketawa dan senyum ya,oh juga mengunyah bebek.
Mendapat pengakuan mengejutkan tentang kedatangan sosok masa lalu. Kalau masa lalu itu kaca spion,memang boleh sesekali ditengok sekedar jaga-jaga,tapi bukan buat diamati selama berkendara.
Lucu yah.Desember 2010 aku patah hati amat hebat.Pun keluargaku.Sampai tidak tega menyampaikan beritanya.Desember 2012 hari ini aku juga patah hati.Patah arang.Patah tiang.Patah penyangga.Susah payah aku membangunnya,dengan perjuangan yang tidak mudah dan ada lebih banyak celah untuk menyerah,dan hari ini runtuh. Andai orang tahu bagaimana rasanya patah hati saat tak ada satu orang pun disini,tak ada keluargamu,tak ada temanmu untuk sekedar menumpang bahu mereka,sekedar mendapat sokongan daripada kamu terjatuh. Bagaimana orang tega mematahkan hati orang lain andai mereka tahu seperti apa hati orang yang mereka patahkan itu. Hei,aku masih menangis. Seharusnya tidak boleh mengingat besok aku harus bekerja. Dan bekerja dalam hati yang patah itu seperti dalam bara.
Aku tidak pernah mengerti mengapa aku tidak pernah memakai palu ditanganku untuk memukul kaki pasanganku.Aku hanya tahu itu akan menyakitinya. Aku memunguti paku yang kubisa miliki dan kupalu pada pondasi yang kususun,berharap paku akan menguatkannya. Dan pasangan penyusun pondasiku tiba-tiba menghujamkan palunya ke kakiku,membuatku tersungkur dan mengotori pondasi keramikku dengan percikan darah. Sakit? Tentu saja.

Aku benar-benar tidak mengerti. Aku mencintainya sejauh ini,menyayanginya,berharap dia akan memperlakukanku seperti aku wanita satu-satunya baginya. Aku adalah pecinta yang hebat. Meski aku hanyalah seorang engineer miskin kumal yang tak punya apa-apa,tapi aku punya kasih. Dan mungkin kasih saja tak cukup. Mungkin untuk membangun pondasi kuat,aku butuh wajah yang amat cantik dan pekerjaan yang tidak seperti gelandangan.

Oh bukan pertama kali aku mendengar pengakuan ini. Desember 2010 aku menenggak bir saking mualnya. Hari ini aku sudah cukup dewasa untuk tidak menenggak bir,membuatkan dirinya pilihan. Untuk memutuskan aku sehingga aku bisa membuat pemanasan untuk bercerita pada keluargaku tentang kegagalanku (lagi),menghapus impian mereka tentang pernikahanku atau dirinya memutuskan segala hubungan dengan wanita itu. Wanita yang meski berkata mengerti,senyatanya dia tidak melakukannya. Apakah ia juga akan rela jika kekasihnya diperlakukan seperti ia memperlakukan pasanganku?

Iya aku patah hati. Pekerjaanku sedang sangat kacau dan berat. Aku sendirian. Aku tidak punya teman disini. Keuanganku kacau karena pekerjaanku. Dan aku. Patah. Hati.

Terima kasih ya...
I have died everyday waiting for you...now I'm broken. Menunggu untuk dirusak yah? Oh God,bukankah aku juga manusia?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar