Kamis, 13 Desember 2012

Lima Menit

Pernah ga kamu merasa bahwa hari-hari yang telah kau lewati menjadi terasa rumit, dan serasa sedang tercipta neraka yang bergolak panas dalam hati dan kepalamu, tengkukmu terasa menjadi tumpuan puluhan gajah dan rambutmu meranggas? Hahaha, tidak berlebihan kalau sampai ada yang mengatakan YA.

Lalu diantara semuanya, kamu tidak dapat mengeluhkannya pada siapapun karena nyatanya itu hanyalah kesalahan yang terjadi karena pilihan yang telah kau jatuhkan. Tidak bisa mengatakan tidak pada apapun yang telah terjadi dan mungkin akan terjadi. Bisa saja kau berontak namun mungkin akan membuat situasi menjadi sedikit lebih rumit. Kau bahkan tidak tahu apa bedanya menjadi rumit atau sedikit lebih rumit. Kau bahkan tidak bisa membedakan apa itu mudah dan rumit. Lucu yah.

Lalu kamu mengambil sebuah 5 menit dari 24 jam yang dianugerahkan padamu untuk memberi warna pada dunia dan sebuah lima menit tadi terasa begitu menguap dengan amat mudah.

Kamu mengambil 5 menit milikmu tadi untuk tersenyum di sebuah pertengahan hari yang belum akan berakhir. Kamu tahu harimu belum berakhir karena banyak gajah yang masih menggelayuti tengkukmu. Lalu kamu tetap mengambil lima menit tadi untuk berkata terima kasih pada dirimu sendiri yang sudah berusaha untuk tetap berdiri tegak ditengah semua gempa yang sedang terjadi. Kamu berkata terima kasih pada dirimu sendiri yang terus bertahan tanpa perlu banyak tanya mengapa harus bertahan di atas dunia. Kamu berterima kasih pada otakmu yang membantumu untuk tetap menyinggahi pekerjaan meski semua terasa tak layak untuk diperjuangkan. Kamu berterimakasih pada dirimu sendiri untuk hati yang tetap bertahan pada kekukuhan untuk tidak menyemburkan emosi negatif saat situasimu tidak membaik dan bahkan memburuk, dengan rekan kerja yang cukup aneh untuk dianggap sebagai teman, untuk setiap atasan yang tidak menyadari pentingnya seorang staf yang ditinggalkan, dan untuk suhu panas tempatmu bekerja yang bisa membakar amarahmu. Kamu mengambil waktu lima menit disebuah pertengahan hari yang belum akan selesai, untuk melakukan sesuatu yang amat sangat langka dilakukan semua manusia, berterima kasih pada Tuhan untuk semua hal yang sedang terjadi dan akan terjadi. Kamu tersenyum, dan memandangNya tepat diahadapan kuasaNya. Kamu memandangkan wajahmu yang kelam dihadapanNya sembari tersenyum dan berkata "To Be With You Is All That I Need".


Tidak ada komentar:

Posting Komentar