Selasa, 11 Desember 2012

Saat Makan di Food Court

Udah nyaris 5 tahun melanglang di jalanan. Berada dibawah komando banyak macam manusia,atau memberi komando pada bermacam manusia juga. Sebagai engineer,planner dan koordinator. Menjalankan pekerjaan ini,diakui bukan hal mudah. Bertahan sejauh ini di industri yang tidak mengasihi mereka yang setia,jelas bukan hal yang mudah dijalani. Mengambil salah satu bidang di dunia telekomunikasi,bertahan di bidang kabel optis,sampai masuk kelubang tempat ia ditanam,adalah apa yang sedang aku lakukan. Beberapa kali,mungkin tiap hari,dengungan untuk berhenti dan memilih karir yang lebih feminis terus terdengar. Bukan tidak tertarik,tapi rasanya pekerjaan ini akan membawaku kesebuah tempat,entah apa. Hari ini di Surabaya,aku makan malam sendirian,seperti biasa.Aku makan malam disebuah food court di mall tengah kota. Aku membawa piring makananku dan mencari bangku kosong. Sulit. Bukan karena penuh,dan aku tak bisa duduk. Justru karena kosong dan aku,di titik itu sadar,bahwa tidak pernah ada bangku makan di foodcourt yang disediakan bagi satu orang. Tiap meja disini minimal digunakan untuk 2 orang. Saat itulah aku sadar,selama 5 tahun aku melakukan ritual makan malam sendirian di foodcourt yang bertebaran,dan saat itulah sesungguhnya aku tak pernah punya hubungan sosial,dengan siapapun secara nyata.

Kemudian aku duduk,merasakan kekosongan yang sama dengan yang dirasakan perutku. Berkeriut minta diisi.

Aku duduk dan memakan makananku. Menjadi sosok yang tak punya benang nyata dengan semua manusia yang terhampar disini.

Demi apa?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar