Minggu, 09 Desember 2012

The Demons

It's about fighting with demons, everywhere. Inside yourself, and inside people around you. Kali ini datang dari sebuah pekerjaan yang menuntut hati yang lapang. Entah selapang apa yang dibutuhkan.
Pekerjaan yang tanpa ada henti. Semua hari adalah hari Senin, dan hari Minggu sedang berlibur entah kemana. Mungkin ia sudah meninggal dimakan lubang hitam di angkasa sana.

Setiap malam, selepas dari kantor, yang bukan kantormu sendiri, kamu harus mengirimkan laporan. Somehow, itu adalah sangat melelahkan jika kamu tidak didukung untuk mendapatkan datanya. Sejauh ini aku cukup beruntung untuk bisa terus mengirimkan kemajuan pekerjaan meski aku adalah pihak yang dihindari dalam hal ini. Bukan aku, tapi perusahaan tempat aku bekerja.

Lalu belum cukup disitu. Kantormu di Jakarta sana memaksamu mengirimkan kemajuan pekerjaan yang datanya cuma dimiliki oleh mereka di kantor ini. Bahkan foto-foto sekalipun. Jangankan dokumen, foto pun aku harus membujuk banyak orang untuk membaginya kepadaku. Apa manajemen yang bisa kuterapkan disini? Katakan bahwa bapak Mendell yang ahli manajerial itu bisa menyelesaikan permasalahanku.

Jadi akhirnya, aku terpaksa berpikir primitif dengan aku turun langsung ke lapangan. Tanpa akomodasi memadai dan waktu yang terbatas, aku pergi bersama dengan serombongan lelaki yang tak kukenal.

Mereka bisa memperkosa aku dan membunuhku jika mau. Tapi sejauh ini aku belum yakin itu akan dilakukan oleh mereka. Ditambah gangguan dari seorang baya yang juga berperilaku melecehkan. Seakan pekerjaan yang aku pilih ini adalah neraka yang aku ciptakan sendiri.

Bayangkan kamu adalah seorang aku. Aku wanita muda yang belum bisa dikatakan pakar dalam hal penanaman kabel optik diluar ruangan. Lalu kau bertemu seorang yang amat sangat mahir dalam hal itu, dan apa yang kamu lakukan? Diam mendengarkan. Karena kadang ada waktunya kamu belajar banyak dari semua orang.

Dan musibah terjadi disini. Karena orang yang dipekerjakan oleh perusahaanmu adalah orang yang jauh lebih berakal dan berpengalaman disini. Jadilah apa yang terjadi selanjutnya ialah neraka lapis kedua. Kamu akan kesulitan mengungkap data karena mereka berpikir mereka bisa menjalankan semua ini sendirian, tanpa bayi yang baru merangkak apalagi dengan tambahan bayi-bayi lain yang mereka anggap tidak mumpuni.

Oke sampai disini.

Hari esok adalah hari Senin, yang aku sendiri berharap besok adalah hari Minggu yang indah.
Tapi  itu bukan kenyataan. Seorang pekerja telekomunikasi memang sepertinya tak perlu banyak berharap ia akan punya kehidupan. :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar