Selasa, 13 November 2012

Caranya Bersyukur

Dunia gila itu ada dalam pandangan mata. Hari-hari kemarin ditemani hari-hari ini mungkin adalah hari-hari yang diselingi rasa senyap. Tapi bagi orang lain,boleh jadi hari-hari ini sedang menjadi hari bahagia mereka. Ada yang sedang menanti buah hati, berbulan madu di Bali, pulang ke rumah suami. Sampai ingin menangis waktu mengetiknya. Berapa ratus post tulisan yang sebenarnya seharusnya aku terbitkan yang berisi keluhan. Mungkin sudah waktunya aku membayar sendiri domainku untuk kujadikan bak sampah mental alih-alih menyewa gratis domain pasaran. Somehow aku amat lelah berada disini,kalimat yang mungkin akan membuatku ditampar orang,dianggap sebagai pendusta nikmat. Tapi aku tak yakin Tuhan semaha pemurka itu sampai aku juga harus ditamparNya,yang mungkin aku takkan kuasa menahan akibatnya. Lihatlah aku disini. Dalam kesalahan yang tak terperbaiki,aku sendiri pergi. Keluar rumah. Merantau beterbangan kian kemari. Kemudian terperangkap dalam pilihan yang tidak cerdas,dan sekarang aku menjadi lebih keledai dari keledai sungguhan. Aku menjebakkan diri pada pilihan tanpa pilihan, demi kelangsungan hidupku dan ketentraman hati orang tuaku mengetahui anaknya bukan pengangguran. Tanyai aku,dan tak pernah ada yang berniat bertanya,apakah aku bahagia? Jawab, tidak. Aku menyiksa jiwa dan ragaku sendiri. Aku sangat berusaha keras demi membentuk opini positif dalam kepalaku sendiri. Dan aku tak bisa berpura-pura lagi pada hatiku bahwa aku muak dengan pekerjaanku. Katakanlah dihadapanku, berterimakasihlah karena aku masih memiliki pekerjaan. Kukatakan, seringkali cara bersyukur seharusnya diubah. Bukan karena kita bisa melebihi orang lain lalu kita bersyukur. Tapi karena kita telah melakukan sesuatu yang benar,dan menghargai keberadaan diri sendiri,maka kita bersyukur. Karena sama artinya dengan tidak menyia-nyiakan hidup yang telah diberikan Allah. Dan aku meminta maaf pada Allah,karena sejauh ini aku telah menyia-nyiakan hidupku sendiri dalam kubangan bernama pekerjaan, yang membuat diriku sendiri sulit mendekati apapun yang disebut terima kasih. Aku menyesal,amat menyesal. Aku ingin mundur tapi aku butuh makan. Aku ingin pergi tapi aku butuh uang. Aku ingin keluar tapi aku butuh pekerjaan. Aku ingin hidup tetapi pekerjaanku membunuhku. Dramatis. I am so sorry,God.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar