Sabtu, 24 November 2012

Diramal Supir Taksi

Seumur hidupku belum pernah aku diramal dan memang belum pernah menanggapi ramalan dengan fokus, yah karena buat aku, ramalan tidak bisa dijelaskan dengan pikiran. Masa depan, tidak satu manusia pun bisa membacanya. Malam ini lain. Seharian ini aku tidak pergi ke kantor subkon seperti biasanya. Aku memberontak pada diriku yang mewajibkanku datang kesana. Bagi aku yang pemberontak, kedatanganku tidak akan banyak membantu dan memang tidak ada pekerjaan disana. Jadilah aku mengarahkan taksi ke area Dukuh Pakis Bukit Mas tempat dimana teman-teman lamaku dari vendor sebelumnya bermukim. Selepas magrib, aku pulang. Sebelumnya, aku berbelanja lumayan berat (baca : air mineral, pisang,susu) di carefour. Mumpung ketemu swalayan. Keluar dari carefour dukuh pakis, aku menghentikan sebuah taksi cipaganti. Begitu masuk dalam taksi, sang supir yang berusia paruh baya itu menanyai rute tercepat rumah kosku di Kertanegara Indah.

Dan dimulailah sesi ramalan yang dilakukan oleh sang supir baya itu. "Mbak, jodohnya ada di pekerjaan ini"..aku menoleh dan bertanya "maksudnya pak?"..
"Iya, mbak sudah jodohnya bekerja begini"
"Maksudnya?", masih tidak mengerti
"Memang pekerjaannya begini mbak, nanti kalau sudah menikah, bakal di jakarta terus kok"
"Hah?"
"Ga usah bingung, udah lama ya kan kenalnya sama yang disana?"
"Hah?"
"Itu lho pacarnya"
"Oh udah setahun pak"
"Jodoh itu nanti"
"Amin pak"
"Nanti abis 3 bulan disini, gajinya naik, kerjaannya berubah tapi ya masih ngerjain yang sama"
"Amin pak"
"Sampeyan ini orangnya ga tegaan, kalau ada orang tua ngomong iya iya aja, ga mau bantah"
"...*garuk-garuk* "
"Juga kalau ada orang nelongso, ya ga tegaan,pokoke ya gitulah"
"Pokoke dibantu sama puasa senin kamis kalau mau rejekinya makin lancar, bos sampeyan itu suka sama sampeyan lho"
"..oooh amin pak"
"gak tiap orang mau "
"iya sih pak"
"jangan pake baju warna merah, itu warna sial sampeyan"
"ga punya saya pak baju merah, trus warna apalagi ga boleh dipake pak?" => mulai ketarik
"sampeyan jumlhanya ada berapa?"
"ya saya sendiri"
"ya kalau satu orang ya cuma satu warna, ga lebih, warna sial sampeyan merah itu"
"oke pak"
"pacar sampeyan namanya siapa?"
"Taufiq pak"
"Taufiq itu orangnya pinter, nilainya bagus-bagus, orangnya kreatif"
"ooh iya .."
"Kalian jodoh itu"
"amin"
"Pokoknya kalau sama yang kemaren sampeyan banyak dibohongin, sampeyan harus jadi sama taufiq ini. Kalau sampe bubar sama dia, sampeyan sengsara. Taufiqnya juga sengsara kalau ga jadi sama sampeyan. Kalau sudah nikah, sudah pasti tinggalnya di Jakarta semua, jangan khawatirin sekarang, kan masih lajang, ya masih diputer-puterin"
"Sholatnya jangan sampe bolong , kalau bisa puasa. Hidup sampeyan itu nanti pas sudah nikah, cukup. Pengen apa ada, tapi bukan kaya bukan miskin. Sederhana saja tapi cukup. Gak ngoyo cari uang, taunya ada"
"Amiin Ya pak...makasih ya nasehatnya" => sambil turun dari taksi.

Dan senyum sendiri sambil masuk kamar sampai menulis ini.

Ramalannya menyenangkan hehehehe...


1 komentar:

  1. lupa ga tuh bayar ongkos taksinya & ongkos ramalan-nya yg menyenangkan hatimu

    BalasHapus