Sabtu, 20 Juli 2013

Perang Gen

Hari ini aku sariawan di lidah. Ga penting ya diceritain haha..tapi itu nyeesek banget karena Betadine kumur pas abis tadi pagi.
Judul post hari ini adalah Perang Gen. Orang tuaku mungkin memulai hidup baru mereka(menurutku) di usia 50. Saat sekarang, mereka sedang dalam puncak karir. Anak pertamanya,which is aku, sudah lama merantau yang berarti beban dana mereka berkurang satu. Adekku, sudah masuk masa KKN. Mereka punya rumah tinggal yang cukup lega, punya kendaraan yang memungkinkan tidak membuat kehujanan dan kepanasan, dan anaknya sebentar lagi akan menikah. Kalau Allah berkenan sih, semua yang disebut diatas sedang terjadi. Menurut aku sih , hidup orang tuaku yang baik (buat aku hidup mereka sangat baik) karena kombinasi tepat antara bapak dan ibu yang pintar..bapak yang pintar,santai,agak pelit,kepo tidak pada tempatnya..cocok dengan ibuku yang murah hati,hemat,pintar,tidak santai,supel,dan kepo pada waktunya.  Entah bagaimana kombinasi itu terasa janggal pada masa aku dibesarkan,tapi itu terbukti membuahkan hasil setelah puluhan tahun mereka bersama. Lalu sistem imun iman bapakku yang rasanya sulit dipahamiku. Bapakku adalah orang yang membaca buku tentang Tuhan, menyibak misteri alam, mengulasi Al Quran, jarang menceramahi orang, pintar membuat puisi,dan dirumahnya tidak terdapat buku motivasi,buku self help,buku how to membuka rizki,dan lainnya. Entah bagaimana otaknya bekerja untuk tetap menyaksikan dunia berputar. Ia lebih tertarik membeli handycam palsu bikinan cina hanya untuk ia bongkar. Dan bicara padanya seperti kita harus benar benar membuka diri karena apa yang akan ia bilang,adalah mengembalikannya pada kita. Efeknya,tenang,bingung,galau. Beda dengan Ibu. Ia tidak suka membaca. Ia lebih suka,kalau harus membaca,buku pelajaran. Bapak dilahirkan sebagai orang pintar sejak lahir. Ibu lahir dengan kepintaran karena belajar. Ibu orang yang sangat bisa menuntun orang lain. Ia bisa dengan sangat logis menunjukkan langkah penyelamatan diri dari patah hati kronis. Hal yang biasa dihadapi pakai perasaan, dengan Ibu,semua jadi masuk akal. Maka lebih tepat bila ingin menangis,datangi bapak. Ingin solusi,datangi Ibu. Bapakku orang yang sangat tidak sabar,ibuku sebaliknya. Bapakku orang yang bisa pesimis,ibuku sebaliknya. Bapakku tidak bisa mengolah peta,ibuku bisa. Bapakku tidak peduli soal uang,ibu peduli. Bapakku orang yang suka bekerja membereskan rumah,tapi sangat konyol dalam hal rumah tangga,ibuku menutupinya. Bapakku bisa sangat marah dan suaranya menggetarkan,ibuku bisa sangat diam. Bapakku mudah tertarik hal baru,ibuku nyaman dengan zonanya. Bapakku konsisten,ibuku mudah beralih. Bapakku suka kegiatan spontan,ibuku teratur.
Masih ada ribuan list perbedaan keduanya. Dan menurutku mengapa mereka masih bersatu hingga hari ini adalah karena keduanya berbeda.

Aku, adalah produk keduanya. Meski sampai hari ini pun aku tak tahu gen siapa yang mendominasi aku.

Kadang aku juga bertanya,apa yang ada dalam darahku yang berasal dari bapak atau ibuku. Sepertinya kedua gen ada dalam darahku, salinh berebut dominasi dan jadilah aku dengan kombinasi sifatku yang aneh.

Kadang aku merasa aku seperti bapak. Tidak sabar, unplanned,tidak bisa baca peta, suka membaca,suka menulis,tidak pandai bersosialisasi,suka bercanda,boros,tidak tahu cara mengurus rumah tangga,tidak termotivasi,perhatian mudah teralih,sering pakai perasaan dan tampaknya aku mirip bapak..hingga suatu hari aku sadar,aku mirip ibu saat aku terlalu khawatir,mengandalkan logika,bisa supel tiba-tiba,serius,suka belajar,bisa mengatur hidup,bisa membuat rencana dan punya ambisi.

Kemungkinan besar kalau perang gen dalam darahku bisa kudamaikan, aku akan memiliki gen-gen gabungan ibu bapakku dengan selaras dan menjadi aku dalam versi lebih baik.

Masih ada waktu

Hahahaha...oh btw..posting blog tanpa rencana juga nyaris mirip bapakku.

Yuklah review gen ortu kita,dan gabungkan jadi yang terbaik. Tuhan tidak mungkin menciptakan keburukan buat makhluknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar